Koreri.com, Biak – Dalam upaya menurunkan stunting, BKKBN Provinsi Papua membagikan sebanyak 728 kg beras Fortivit (beras bergizi) ke 4 kampung di Kabupaten Biak Numfor, Rabu (22/3/2023).
Masin-masing Kampung Anggraidi, Babrinbo, Samau serta Kelurahan Burokub, Distrik Biak Kota.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Drs. Nerius Auparay, M.Si ketika ditemui media ini membenarkan bantuan yang di berikan pihaknya adalah semacam rangsangan bagi Pemerintah.
“Jadi, bantuan beras Fortivit ini adalah semacam rangsangan yang dilakukan BKKBN seraya mengharapkan baik Pemerintah Provinsi maupun pemerintah daerah hingga ke distrik dan Kampung-kampung juga kelurahan untuk bersama-sama melakukan penurunan stunting di daerah ini,“ ungkapnya.
Menurut Auparay, stunting menjadi urusan bersama-bersama sehingga pemahaman dan penyelesaiannya harus perlu ditanamkan di tengah-tengah masyarakat.
“Beras Fortivit yang kami berikan hanya kepada keluarga-keluarga yang beresiko stunting. Hal ini dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting di Provinsi Papua khususnya di Kabupaten Biak Numfor,” tegasnya.
Kebetulan pula di Biak baru saja digelar launching klinik Fertilitas sekaligus dengan dilaksanakan rapat kerja daerah dimana ada semacam bantuan yang diberikan dalam rangka percepatan penurunan stunting.
“Beras Fortivit ini diberikan merupakan bantuan dari Bulog Papua bekerjasama dengan BKKBN Perwakilan Provinsi,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Perum Bulog Cabang Biak Numfor Sheika Irawaty mengatakan, dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan stunting pada angka 14 persen di 2024 yang menjadi tanggung jawab bersama para pemangku kepentingan pada tingkatan seluruh pemerintah, maka di butuhkan konvergensi multi sektor melalui sinkronisasi program – program nasional, lokal, hingga masyarakat di tingkat daerah.
“Berdasarkan data keluarga beresiko stunting di 4 Kampung yang ada di Kabupaten Biak Numfor adalah Kampung Samau (39 KK) , Kampung Anggraidi( 73 KK), Kampung Babrinbo (82 KK), Kelurahan Burokub (170 KK) total keluarga 364 dibagi 2 Kg beras Fortivit = 728 Kg,” beber Sheika
Dijelaskan, beras ini memiliki kualitas yang baik dan sangat cocok untuk program pengentasan kasus kekerdilan anak. Juga beras Fortivit ini merupakan hasil produksi Bulog yang diolah dari beras lokal hasil panen petani baik beras merah maupun beras putih dengan keunggulan memiliki sejumlah kandungan vitamin yang dinilai mampu membantu menekan pertumbuhan angka stunting.
“Produk Bulog ini kaya akan vitamin A, B1, B3 dan B6 serta B9 yang sangat baik untuk pertumbuhan anak, serta beras ini langsung bisa dimasak tidak perlu proses pencucian sebab sudah bersih. Beras ini juga sudah di kemas dalam ukuran 1 kilogram,” jelasnya.
Dari hasil riset kesehatan dasar pada 2013, prevalensi kasus itu di atas standar nasional, yaitu 37,2 persen, sedangkan prevalensi balita kekerdilan karena kekurangan gizi hingga 2017 mencapai 30 persen. Angkat itu masih lebih tinggi daripada target rata-rata nasional, yakni 28 persen.
Selain solusi pencegahan kekerdilan, Bulog sebagai salah satu BUMN yang di percayakan oleh pemerintah menyediakan dan menyalurkan beras kepada masyarakat tetap menjaga pasokan beras serta bahan kebutuhan pokok beras serta sejumlah komoditas lain.
HDK