DPP IKA Independen : Siap Memediasi Insiden di UNIPA

IMG 20210805 WA0002
Ketua umum DPP IKA Unipa Ir Petrus Kasihiw,M.T didampingi Sekjen Yohanes A'da Lebang,SP.,M.Si melakasanakan zoom metting dengan Rektor Unipa DR Meky Sagrim,SP.,M.Si, Kamis (5/8/2021).(Foto : Istimewa)

Koreri.com,Manokwari– Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni (DPP IKA) Unipa menyikapi aksi demo yang berujung anarkis di Kampus Universitas Papua (UNIPA) Manokwari belum lama ini.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Alumi Universitas Papua (DPP IKA Unipa) Ir Petrus Kasihiw,M.T menegaskan bahwa, secara organisasi tidak memihak ke siapa pun alias independen

Namun pihaknya siap menjembatani dan berada di tengah-tengah dalam menyikapi insiden demonstrasi sejumlah mahasiswa itu.

“Berkaitan dengan penyelesaian dampak demontrasi dari adik-adik, kita alumni (IKA UNIPA) prinsipnya berada di tengah-tengah. Kita tidak sertamerta membela kampus habisan-habisan atau membela adik-adik mahasiswa habis-habisan, itu tidak. Lalu kalau ada proses yang sudah berjalan dan ada saudara-saudara kita yang mengatasnamakan alumni, itu mungkin anggota alumni yang bersimpati. Tetapi secara organisasi (IKA Unipa), kita belum mengambil langkah. Kita tetap berada di tengah,” kata Kasihiw didampingi Sekjen DPP IKA Unipa usai melakukan zoom meeting dengan Rektor Unipa Dr Meky Sagrim, Kamis (5/8/21).

“Harapan saya selaku ketua IKA Unipa, siap menjembatani dan memediasi antara adik-adik yang berdemo dengan kampus (senat sebagai pengambil keputusan),” lanjutnya.

Dikatakan Petrus Kasihiw, pihaknya terus berupaya dan mencari solusi terbaik bagi adik-adik mahasiswa maupun kampus.

“Kita mungkin cari solusi (win win solution) supaya adik-adik ini kalau boleh tidak diproses hukum dan mereka disadarkan dari cara menyampaikan aspirasi yang tidak etis, tidak anarkis,” tegas Kasihiw.
Aspirasi adik-adik mahasiswa atau calon mahasiswa, kata Kasihiw, perlu diapresiasi. Pasalnya, permintaan untuk dapat mengenyam pendidikan.

Kasihiw juga berharap kalau mahasiswa datang minta untuk sekolah, itu sesuatu yang luar biasa nanti pihak kampus melihat peluang apakah bisa sesuai dengan sistem Pendidikan Nasional, tentunya ada aturan-aturan yang kampus pegang sebagai acuan.

Akan dicari titik tengahnya di mana supaya calon mahasiswa bisa kuliah, mungkin ini menurut Kasihiw karena ada miss communication.

“Ada adik-adik mahasiswa kita yang mendesak dengan kepentingan mereka lalu kampus mungkin mengganggap kemudian. Bukan kampus bilang tidak, tapi ada mekanisme dan proses. Harus dilakukan pengumuman dan administrasi. Mungkin ada jalur lain sehingga adik-adik bisa kuliah,” tandas Kasihiw.

KENN