Koreri.com (20/8) – Para ahli pesawat sedang mengembangkan teknologi listrik yang akan menggantikan pesawat konvensional seiring dengan mahalnya harga bahan bakar saat ini.
“Dengan adanya pesawat kecil dan lebih ramah lingkungan, pastinya akan menjadi hal yang baik bukan?” Kata Mathew Hare ketika mengunjungi Chicago dari Cambridge, Inggris.
Banyak orang di Chicago yang menyukai ide pesawat ramah lingkungan.
“Saya pikir, hal itu sangat inovatif dan merupakan ide yang luar biasa. Selama anda memahaminya, melewati uji keselamatan dan semua regulasi, kenapa tidak?” Ungkap seorang pengusaha bernama Boris Chumak kepada Fox News.
Banyak perusahaan sedang merancang pesawat bertenaga listrik saat ini, namun ZUNUM Aero, sebuah perusahaan startup yang memiliki fasilitas di Elgin, Illinois, Amerika Serikat berharap mereka bisa menjadi yang pertama menerbangkan pesawat listrik komersil di AS.
“Kita telah belajar. Kita memiliki trend. Kami sedang meneliti apa yang dilakukan kendaraan listrik di jalan…hal terpenting yang harus kita lakukan adalah mengkonversi teknologi kendaraan-kendaraan itu ke pesawat listrik,” kata Waleed Said, yang merupakan Kepala Teknologi Daya di ZUNUM.
Pesawat hibrid ZUNUM dengan kapasitas 10 sampai 12 penumpang didesain untuk terbang pada jangkauan 1.000 mil per sekali pengisian.
“Terbang dari Boston ke Washington DC dapat ditempuh dalam 30 menit pintu-ke-pintu dibandingkan dengan rata-rata 4 jam 50 menit yang dijalani penerbangan konvensional saat ini,” jelas representatif ZUNUM, Meaghan Shields.
Perusahaan yang disponsori oleh HorizonX, Jet Blue Technology Ventures dan State of Washington Clean Energy Fund ini mengklaim pesawat elektriknya mampu mengurangi emisi karbon dan kebisingan sampai dengan 80 persen.
“Pesawat memiliki emisi nol persen. Tidak akan ada polutan yang dihasilkan oleh pesawat listrik ini,” kata seorang editor senior Flying Magazine, Robert Mark.
“Apabila pesawat listrik bisa menjadi sebuah alternatif terhadap armada pesawat konvensional saat ini maka konsumen bisa mendapatkan keuntungan dan pengaruh harga bahan bakar terhadap harga tiket akan berkurang. Saat ini, ketika harga bahan bakar mengalami kenaikan, biasanya harga tiket akan membebani kita,” jelas Kaplan dari Airline Weekly.
Walah telah tersedianya bermacam teknologi baru sebagai alternatif, tetap saja ada orang yang skeptis dengan aplikasinya.
Seorang penduduk Chicago bernama Jimmy Scardina mengatakan, Ia tidak akan mau terbang dengan pesawat tenaga listrik karena hal itu sama saja dengan bunuh diri.
“Saya berpikir walaupun segala sesuatunya sedang berkembang, para perancang pesawat listrik perlu untuk lebih memahami apa sedang mereka lakukan. Terkadang penelitian yang mereka lakukan sepertinya terlihat baik namun selanjutnya justru menyebabkan masalah baru,” kata Scardina.
Sheri Hegseth, dari Alberta, Canada, mengatakan saya tidak tahu berapa lama pesawat tenaga listrik akan mampu menerbangkan anda karena mobil saja cuma bisa berjalan beberapa jam saja.
Seorang analis penerbangan memberikan argumen bahwa akan selalu ada sumber tenaga cadangan.
Disisi lain, tantangan terbesar pesawat listrik saat ini adalah berat dari baterai yang merupakan sumber tenaga pesawat listrik.
Baterainya sebisa mungkin dirancang dengan bobot yang ringan sehingga pesawat dapat melakukan take off dengan mulus dan mampu menyimpan daya untuk penerbangan jarak jauh.
Setidaknya pesawat listrik kemungkinan besar sudah akan tersedia dalam 10 tahun kedepan.
ZUNUM Aero saat ini sedang menyelesaikan sertifikasi Federal Aviation Administration dan uji coba terbang perdana akan mereka lakukan pada musim panas 2019.
Simak videonya disini
ARD
Sumber: foxnews.com