as
as
Fokus  

Jembatan Wear Arafura Rampung 99 Persen

Jembatan Wear Arafura, Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Jembatan Wear Arafura, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Koreri.com, Saumlaki (26/10) – Pekerjaan jembatan Wear Arafura yang menghubungkan pulau Yamdena yakni dari wilayah Siwaan dan pulau Larat, desa Ritabel di kecamatan Tanimbar Utara, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) telah rampung 99 persen.

Bahkan terpantau, jembatan tersebut sudah bisa dilewati kendaraan bermotor, termasuk kendaraan berbeban berat.

Jembatan Waer Arafura ini dibangun oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Saat ini pekerjaan Jembatan Wear Arafura yang dibangun berdasarkan kontrak nomor: HK.02.03/BL.XVI/4986.01/APBN/2016/04 sejak 7 Desember 2016, telah rampung 99 persen,” terang Yeremias Arwalembun, Juru bicara PT. Nindya Karya (persero) di Saumlaki, Kamis (25/10/2018).

Dirincikan, jembatan Wear Arafura memiliki panjang 323 meter dengan menghabiskan total anggaran Rp123.079.727.000.

“Jembatan ini dikerjakan selama 24 bulan atau 720 hari kalender, dengan konsultan pengawas yakni PT. Karunia Data Konsultan jo PT. Nusvey,” rinci Jerry.

Ditambahkan, meski belum diresmikan tetapi pihaknya sudah melayani kendaraan yang meminta izin untuk melewati jembatan.

Site Engineer Konsultan pengawas (Bambang), Quality Engineer konsultan (Abdul Rahman), serta Site Operation Manager PT. Nindya Karya (Fatah Hanifa) yang ditemui menjelaskan jembatan tersebut sudah layak untuk dilalui karena selain sudah rampung, kualitasnya tidak diragukan lagi.

“Pekerjaan betonnya kalau sudah melewati 28 hari maka tidak ada masalah jika mau dilewati. Nah, sewaktu louncher beberapa waktu lalu itu kita sudah naikan sejumlah alat berat kisaran 300 ton,” sambung Bambang.

Meskipun telah diberikan kesempatan untuk dilewati oleh masyarakat namun pihak perusahaan masih menerapkan sistem buka tutup.

Hal ini dilakukan karena pihak perusahaan ditegur oleh para pemilik motor laut (ketinting) yang selama ini beroperasi menyeberangkan penumpang di selat itu.

“Cuma kendala kita adalah masyarakat pemilik rakit dan ketinting biasanya komplain ke kita kalau kita kasih lewat orang. Tetapi kalau ada tamu yang minta, kita kasih lewat. Paling banyak kita ijzinkan untuk dilewati oleh rombongan Pemerintah Daerah, Pemerintah kecamatan atau kalau ada pejabat yang lewat,” beber Fatah Hanifah.

Abdul Rahman menambahkan saat ini pihaknya sedang menanti pemuatan material untuk penyelesaian pekerjaan yang belum selesai, sebelum masa kontraknya berakhir yakni pada tanggal 27 November 2018.

“Kita tinggal selesaikan marka jalan. Saat ini material marka jalan sedang di bawa dari Surabaya dan dalam sehari dua ini jika sudah ada maka kita akan kerja. Pekerjaan marka jalan itu seperti pengecatan bahu jalan, garis batas jalan dan cat tembok sepanjang jembatan dan kerjanya hanya beberapa hari saja sudah selesai,” pungkasnya.

Sementara itu, Pemerintah MTB telah menyurati Presiden Joko Widodo untuk berkenan meresmikan Jembatan tersebut saat berkunjung ke Ambon guna membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I di Ambon.

Bupati MTB, Petrus Fatlolon berharap jembatan tersebut diresmikan langsung oleh Presiden dan segera difungsikan untuk melayani masyarakat diwilayah yang berbatasan langsung dengan Australia itu.

SML

as