“Cumi-cumi yang telah tua sangat baik memorinya dengan cumi-cumi muda dalam hal aktifitas memorinya, bahkan beberapa cumi-cumi yang lebih tua mampu melakukan uji ini dengan sangat baik. Kita pikir kemampuan ini mungkin telah membantu cumi-cumi di alam liar untuk mengingat betina mana yang akan mereka kawini, agar mereka tidak kembali ke pasangan yang sama,” jelas Schnell.
Masih akan ada banyak pengujian yang akan dilakukan terkait memori episodis ini karena makhluk ini tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan manusia, akan sulit untuk menganalisanya tetapi penelitian sebelumnya telah membuat terobosan-terobosan.
Penelitian tentang memori episodis sudah banyak dilakukan pada beberapa hewan termasuk pada tikus, namun yang ditunjukkan oleh cumi-cumi, sangat fundamental dan bertolak belakang dengan hasil penelitian lainnya karena tidak terlihat adanya penurunan fungsi otak pada hewan itu diusianya yang semakin tua.
VLJ
Sumber: Sciencealert.com
