Koreri.com, Ambon – Banda Naira akan menggelar festival adat dan budaya bertajuk Festival Lewetaka 2021.
Festival yang akan dibuka pada Senin (15/11/2021) mendatang dilaksanakan di pulau Naira untuk merawat tradisi dan kearifan lokal Banda, sekaligus melestarikan lingkungan laut dan pesisir sebagai kekayaan bahari Banda Naira.
Festival Lewetaka merupakan kolaborasi bersama Yayasan EcoNusa, Molucca Coastal Care (MCC), STP Hatta Sjahrir, STKIP Hatta Sjahrir, dan Yayasan Warisan dan Budaya Banda Naira dan komunitas pemuda Banda.
Rangkaian Festival Lewetaka 2021 dimulai dengan konferensi pers yang digelar Jumat (12/11/2021) dengan narasumber Saiful Karmen Ketua Panitia Festival Lewetaka, Dr. Muhammad Farid, M.Sos, Ketua STP dan STKIP Hatta Sjahrir, dan Abba Rizal Bahalwan, Orlima Besar Kampung Adat Namasawar.
Banda Naira dan kepulauan di sekitarnya tidak hanya kaya akan kekayaan laut dan rempah-rempah, tapi juga kaya akan adat budaya dan sejarah. Namun, perkembangan pembangunan di sekitar Banda yang cukup pesat mempengaruhi keberadaan adat budaya dan sejarah tersebut.
Tradisi lokal terancam hilang, bahasa dan ritual budaya terkikis perlahan, hak-hak ulayat dan situs-situs adat banyak yang menghilang.
Dr. Muhammad Farid mengatakan bahwa ide Festival Lewetaka 2021 ini berawal dari sebuah keresahan batin atas kondisi riil lingkungan alam Banda yang semakin terancam.
“Seiring dengan itu, tantangan sosial-budaya bagi masyarakat adat Banda juga perlu segera dijawab,” ungkapnya.
Menurut Farid, kegiatan-kegiatan pariwisata di Banda harusnya lebih berorientasi pada jawaban atas permasalahan di masyarakat.
“Festival seharusnya bukan sekedar seremonial tetapi juga dapat menjawab tantangan dan masalah. Sekaligus yang memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan alam Banda,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival, Saiful Karmen optimis kegiatan ini akan menjadi tonggak bangkitnya kembali adat dan budaya di Banda Naira.
“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini akan semakin mengukuhkan Banda sebagai wilayah adat. Jika kita mampu menjaga dan melestarikan adat Banda, maka secara otomatis kita akan menjaga lingkungan alam Banda itu sendiri”.
Festival Lewetaka 2021 akan dilaksanakan di pulau Naira mulai Senin (15/11/2021) sampai Kamis (17/11/2021).
Berbagai ritual adat dan pernak-pernik budaya Banda akan disuguhkan. Mulai dari ritual “kasi mandi belang”, ritual “kasi makan laut”, tarian Cakalele, hingga ritual “putar tampa siri”.
Tidak hanya itu, ada juga kegiatan-kegiatan kreatif anak muda Banda Sketch Walk dengan sketsa yang bertemakan alam dan adat setempat. Juga ada aksi drama dan musikalisasi puisi.
Rizal Bahalwan mengatakan bahwa kegiatan ini memang sengaja difokuskan di pulau Naira.
“Itulah mengapa kita namakan Festival Lewetaka,” tandasnya.
Karena dulunya pulau Naira ini dikenal sebagai wilayah adat kerajaan Lewetaka yang pada kurun masa selanjutnya membagi wilayahnya menjadi tiga, yaitu; Namasawar, Fiat, dan Ratou.
Namasawar dan Fiat masing-masing dipimpin oleh seorang laki-laki, sementara Ratou yang dipimpin seorang perempuan (Ratu).
Ketiga penguasa pulau Naira ini hidup harmoni dalam menjalankan fungsi pemerintahan, menegakkan hukum yang adil dan berwibawa, dan mewariskan tradisi lokal secara turun-temurun.
Bagi Rizal, festival ini dilakukan untuk menjaga Banda dari kerusakan alam dan manusianya.
“Misi besarnya adalah Jaga Banda!, maksudnya agar supaya masyarakat Banda maupun wisatawan yang datang dapat turut andil dalam membangun pulau ini dan masyarakatnya, menghargai adat dan agamanya, dan menjaga lingkungannya. Ini misi utamanya!” tegasnya.
Melihat antusiasme masyarakat Banda di kegiatan pra-event festival Lewetaka yang sedang berlangsung, Aba Rizal semakin yakin dan bersemangat untuk membuat kegiatan yang lebih besar dengan melibatkan seluruh desa adat di Banda Naira tahun depan.
“Kita harus optimis, Banda bisa bangkit lagi, adat dan agama bisa kita lestarikan kembali, lingkungan bisa terjaga, pariwisata bisa maju, asalkan dengan dukungan seluruh masyarakat Banda,” demikian harapannya.
Festival Lewetaka 2021 mengajak semua elemen masyarakat baik yang di Banda, Maluku dan juga di Indonesia untuk bersama-sama menghargai nilai-nilai adat, budaya dan sejarah Banda sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
“Dan juga menjaga kelestarian lingkungan Banda,” pungkasnya.
AND