as
as

Nilai Mendagri Abaikan SDM Meepago, Natalius Pigai : Diskriminatif Itu Dimulai Dari Jakarta

Natalius Pigai
Intelektual Papua yang juga mantan Komisioner Komnas HAM RI Natalius Pigai / Foto : Ist

Koreri.com, Jakarta – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara serentak meresmikan tiga provinsi baru di Tanah Papua, Jumat (11/11/2022).

Ketiganya masing-masing Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

as

“Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, hari ini, Jumat 11 November 2022, bertempat di Jakarta, saya Muhammad Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia dengan ini meresmikan Provinsi Papua Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2022, Provinsi Papua Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022, dan Provinsi Papua Pegunungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022,” ucap Tito di Kantor Kemendagri.

Selanjutnya, disusul dengan pelantikan 3 Penjabat (Pj) Gubernur yang sudah ditunjuk Presiden RI Joko Widodo untuk memimpin 3 provinsi baru tersebut. Yakni Apolo Safanpo untuk Pj Gubernur Papua Selatan, Nikolaus Kondomo sebagai Pj. Gubernur Papua Pegunungan, dan Ribka Haluk untuk Pj Gubernur Papua Tengah.

Menanggapi pelantikan ini, intelektual Papua yang juga mantan Komisioner Komnas HAM RI Natalius Pigai merespon keras sikap Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang dinilainya diskriminatif.

Dikutip dari akun twitternya pada Jumat, 11 November 2022, Natalius menuliskan kekecewaannya kepada Mendagri Tito Karnavian dengan judul “Diskriminasi itu Dimulai Dari Jakarta.”

Ia menyayangkan, dari ketiga Pj Gubernur yang dilantik, tak satu pun putra-putri Meepago yang terpilih menduduki jabatan itu. Bahkan, termasuk bocoran informasi penempatan Sekretaris Daerah di tiga DOB itu.

Natalius Pigai Status Twitter
Dikutip dari akun twitter Natalius Pigai pada Jumat, 11 November 2022

“Sy tdk persoalkan Ibu Ribka jadi PJ Gubernur Papua Tengah, beliau kk sy sejak sy di Wamena. Yang sy tanya Pak Mendagri, Mengapa 3 Gubernur & Sekda semua org luar Papua Tengah? Salah kami apa Pak Tito,” tulis Natalis dalam cuitannya.

“Bupati Pertama kami, Dr DR Luar Negeri Kami, Jenderal Bintang 2 Pertama Kami, Kapolres Pertama Papua, Uskup Papua Pertama kami, SDM Terbaik Papua di Provinsi Papua kami tapi hari ini Kami Keluarga MEE’PAGO dikucilkan. Belum apa2 saja Suku saya terbesar 800 ribu suara dikucilkan. Allah, Alam dan Langit jadi Saksi semua bukti sudah ada tanpa sy juga belum tentu Jokowi jadi Presiden & Tito jadi Kapolri & Mendagri. Silahkan Jawab & bantah,” lanjut Natalis.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) se-Provinsi Papua Tengah Petrus Badokapa. S.Th,M.Th meminta kepada Presiden RI dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk menempatkan putra asli Papua Tengah untuk menduduki jabatan sebagai Penjabat Gubernur dan Sekretaris Daerah di provinsi yang baru dimekarkan itu.

Sebab kata Petrus, ada banyak putra asli Meepago di Provinsi Papua Tengah yang sudah memenuhi syarat, kaya pengalaman di birokrasi Pemerintahan, dan layak menduduki kedua jabatan itu.

“Tetapi jika posisi Penjabat Gubernur tidak diisi oleh putra asli Meepago, maka kami  Asosiasi DPRD se-Provinsi Papua Tengah memohon dengan hormat kepada Bapak Presiden dan Menteri Dalam Negeri bahwa jabatan Sekretaris Daerah Papua Tengah itu harga mati harus diberikan kepada putra asli Papua Tengah. Ada banyak birokrat senior asal Papua Tengah yang layak dan memenuhi syarat untuk menduduki jabatan ini, seperti drg. Aloysius Giyai, M.Kes, dan Ausilius You, S.Pd,MM, Marthen Ukago dan Petrus Agapa,” kata Petrus Badokapa kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

RIL

as