Koreri.com, Bintuni – Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi di wilayah itu, Jumat (26/4/2024).
Diantaranya, meninjau rumah produksi di pabrik pengalengan ikan dan irigasi yang dilaporkan jebol di Kampung Waraitama SP1 serta peninjauan ke Kampung Masina.
Peninjauan ini sekaligus menepis isu yang marak terkait pengelolaan rumah produksi di pabrik pengalengan ikan melalui pemberitaan sejumlah media di wilayah itu.
Bupati Kasihiw yang dikonfirmasi, menegaskan bahwa pengelolaan rumah produksi tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada BUMDes yang terpilih.
“Hari ini saya sudah lakukan beberapa kunjungan dan yang pertama ke tempat rumah produksi di pabrik pengalengan ikan. Ya ini juga sekaligus menipis pemberitaan media di mana-mana ya bahwa yang saat ini sedang dilakukan adalah kita Pemda itu sementara menyiapkan rumah produksi yang terdiri dari tempat untuk proses pengalengan ikan terus untuk mie sagu dan nanti ikan sembilan asap,” urainya.
Seluruh proses penyiapan itu, kata Bupati, masih harus melibatkan Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Teluk Bintuni.
“Nanti kalau prosesnya sudah selesai baru akan diserahterimakan kepada BUMDes yang terpilih. Dan kemarin sesuai laporan itu akan diserahkan ke BUMDes Kampung Waraitama SP1 yang mana lokasinya ada di situ ya dan akan diterbitkan SK atau Keputusan Bupati sebagai dasar hukum untuk operasionalasi rumah produksi itu,” cetusnya.
Karena itu, Bupati berharap tidak ada lagi perbedaan pemahaman di kalangan masyarakat.
“Jangan ada perbedaan pemahaman, dinas itu hanya bekerja untuk mempersiapkan. Kan harus pengurus perizinan, BPOM halal bahkan sampai di bagaimana kita prosesing untuk mutu dan kualitas, jadi itu tidak gampang,” imbuhnya.
Bupati Kasihiw juga sekaligus menegaskan bahwa dinas tidak menjual ikan kaleng.
“Itu salah, tapi dia (dinas, red) membantu supaya proses itu jalan. Jadi jangan sampai ada pikir ini dinas ada jual ikan kaleng, tidak ! Tetap semua lewat mekanisme. Tapi untuk promosi, ya kita buat begitu contoh-contoh dipromosikan kepiting kaleng, udang kaleng, ikan congkel kaleng ya kan,” tegasnya.
Bupati juga menambahkan Pemda dalam hal ini DPMK Teluk Bintuni ada dibawah binaan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal.
“Dinas yang memang punya hubungan kerja langsung dengan Kementerian desa adalah DPMK yang mengurus kampung, urus BUMDes dan lain-lain. Jadi, terima kasih buat teman-teman yang sudah bekerja keras mudah-mudahan segera itu dibuat. Sebab, saya ini sudah ngomong di mana-mana saja, sampai tidak jadi maka orang bilang Bupati tipu,” tambahnya.
“Dan sebelum mengakhiri masa jabatannya, saya harap barang itu sudah selesai. Karena itu yang menjadi salah satu program prioritas saya,” harap Bupati Kasihiw.
Yang kedua, lanjut Bupati soal sarana irigasi yang rusak di SP1.
“Saya sudah perintahkan kepada Dinas PUPR segera lakukan upaya untuk perbaikan walaupun sarana itu adalah kewenangan provinsi karena masih sifatnya saluran utama. Saluran utama itu kalau rusak atau dibangun itu tugas provinsi tapi masyarakat Bintuni kan tidak tahu. Mau provinsikah mau pusatkah tetap kita kabupaten yang tanggung jawab,” lanjutnya.
Bupati minta Dinas PUPR agar segera turun berkoordinasi dengan Kepala Kampung Waraitama SP1 untuk melihat persoalan itu.
“Karena kalau lama ditangani, masyarakat punya tanaman, petani-petani dan mereka yang punya kolam ikan di belakang itu terkendala dan Ekonomi tidak tumbuh. Nanti mereka ribut lagi. Jadi kita harus proaktif dan respon cepat dengan kondisi yang ada. Saya sudah tinjau lokasinya dan itu harus tindakan penanganan cukup berat tapi segera PU ya,” desaknya.
Lokasi lainnya yang juga ditinjau Bupati Kasihiw adalah kampung Masina.
“Peninjauan ini untuk melihat perkembangan terakhir dari sarana-sarana yang kita mau bangun dalam rangka memberikan status kampung Masina sebagai Kampung Wisata Mangrove. Karena itu sarana-sarana ini segera dibangun dan diselesaikan. Yang belum selesai, agar segera diselesaikan,” imbuhnya.
Bupati juga mengingatkan OPD lainnya untuk memberikan dukungan selain Dinas PURP Teluk Bintuni.
“Mohon dukungan dari dinas atau OPD yang lain. Kita hanya tidak bicara bangunan saja tapi di kampung ini harus disiapkan tempat-tempat misalnya kolam-kolam Ikan, kolam kepiting, mungkin ada dinas yang urusannya membina mama-mama untuk bikin kerajinan-kerajinan, datanglah ke sini, datanglah ke Masina duduk dengan masyarakat. Jangan jalan-jalan di kota Bintuni saja. Karena ini program prioritas, maka itu perlu dibuat. Harus selesai juga di masa saya,” pungkasnya.
KENN