as
as
as

LAPEPA : Kami Tidak Terima Jika AFU Bukan OAP

IMG 20240903 WA0044
Ketua LAPEPA Papua Barat Adolina Kondologit dan Aktivis Perempuan Papua Lea Klasjok saat saat menyampaikan keterangan pers di Sorong, Selasa (3/9/2024)

Koreri.com, Sorong– Status keaslian Orang Asli Papua (OAP) bakal calon Gubernur Papua Barat Daya Abdul Faris Umlati menjadi trending topik di publik Sorong Raya.

Bukan saja menjadi perbincangan hangat lembaga masyarakat adat dan MRP Papua Barat Daya sebagai lembaga kultur orang asli papuan tetapi semua pihak juga angkat bicara.

as

Lembaga Adat Perempuan Papua Provinsi Papua Barat dan Aktivis Perempuan Papua pun turut bersuara terkait keaslian bakal calon gubernur Papua Barat Daya (PBD) Abdul Faris Umlati (AFU) menjelang penetapan cagub dan cawagub oleh KPU Papua Barat Daya.

Ketua Lembaga Adat Perempuan Papua Provinsi Papua Barat membawahi 13 wilayah Adoleina Kondologit, menegaskan Abdul Faris Umlati adalah putera asli Raja Ampat yang lahir dari rahim seorang perempuan Papua.

Sebagai perempuan Papua Adolina Kondologit tidak menerima jika Abdul Faris Umlati diperlakukan tidak adil dan dianggap bukan bagian dari orang asli Papua.

“Sebagai perempuan Papua, kami tidak terima kalau AFU dianggap bukan orang asli Papua. Kami perempuan Papua tentunya merasakan apa yang dirasakan oleh mama dari AFU,” ujar Adoleina Kondologit dalam keterangan persnya di Sorong, Selasa (3/9/2024)

Lebih lanjut dijelaskan Adoleina, walaupun orang mengatakan bahwa AFU punya nenek adalah orang asli Papua, akan tetapi darah yang mengalir dari nenek dan mamanya hingga sampai ke AFU adalah satu garis keturunan yang tidak bisa dipisahkan.

“Lalu bagaimana darah keturunannya itu mengalir dari mana, Neneknya AFU adalah perempuan Sanoy asli Raja Ampat yang melahirkan ibu dari AFU sendiri dan AFU sebagai anaknya tentu lahir dari rahim dan darah perempuan Papua juga, jadi kira-kira AFU salah di mana, saat dia menyatakan bahwa dia juga adalah orang asli Papua,” tandasnya.

Menurutnya Abdul Faris Umlati juga bagian dari anak adat dan orang asli Papua, karena dari darah yang mengalir dan lahir dari rahim perempuan Papua sehingga tidak bisa dipisahkan oleh budaya luar atau politik.

“Kami sebagai orang tua pada khususnya sebagai perempuan Papua, kami akan melindungi garis keturunan kami yang lahir dari rahim perempuan Papua, jadi hal itu sama sekali tidak bisa dipisahkan oleh budaya luar ataupun oleh politik, kami tekankan AFU adalah anak keturunan asli Papua” terangnya.

Aktivis Perempuan Papua Barat Daya, Lea Hendrika Klasjok menegaskan, bahwa bakal calon gubernur Papua Barat Daya Abdul Faris Umlati lahir dari rahim perempuan Papua asal Raja Ampat.

“Sebagai aktivis Perempuan di Provinsi Papua Barat Daya, saya mau tegaskan AFU dia lahir dari rahim perempuan Papua Maya asal Raja Ampat. AFU memiliki garis keturunan dan darah Papua dari Nenek, dan itu sudah tidak bisa disangkal,” tegas Lea Klasjok.

Lea Klasjok mengatakan bagaimana dengan perempuan Papua yang kawin di luar Papua apakah dia juga tidak diakui sebagai perempuan Papua, lalu mamanya AFU yang lahir dari perempuan Papua dan melahirkan AFU apakah itu juga tidak diakui.

Dikatakannya jika mamanya AFU dilahirkan dari perempuan asli Papua, maka AFU yang dilahirkan dari rahim mamanya, maka darah mama dan neneknya mengalir di dalam diri AFU, maka jelas dia adalah orang asli Papua.

“Bagaimana bisa mamanya AFU dilahirkan dari neneknya yang adalah perempuan asli Papua, dan AFU lahir dari rahim mamanya, maka sudah jelas AFU juga adalah orang asli Papua yang harus diakui secara adat oleh MRPBD,” terangnya.

Menurut Lea Klasjok, Abdul Faris Umlati layak ditetapkan sebagai calon gubernur Papua Barat Daya bersama para bakal calon kandidat yang lainnya.

RED

as