Koreri.com,Sorong – Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya (PBD) menutup pelatihan pembuatan aksesoris budaya Papua di Kantor Fopera Jl Malibela Km 12, Kota Sorong, Sabtu (3/8/2024).
Pelatihan yang diberikan kepada 20 mama Papua dan berlangsung selama 6 hari tersebut telah menghasilkan 120 mahkota dengan berbagai motif asli budaya Papua.
Pelatihan seyogyanya direncanakan berlangsung selama dua minggu.
Namun ternyata setelah berlangsung selama 6 hari, pelatihan membuat aksesoris baik mahkota maupun piring anyam dari lidi dan manik-manik telah cukup memberikan keterampilan yang mumpuni bagi mama-mama demi mengembangkan potensi mereka dalam waktu yang singkat.
Wakil Ketua I MRPBD Susance Saflesa saat menutup pelatihan mengapresiasi pelatihan pembuatan aksesoris budaya Papua yang difasilitasi Fopera.
“InI adalah kerja-kerja kreatif yang harus dikerjakan oleh semua lembaga yang ada di PBD karena mengerjakan hal-hal yang menjadi jati diri orang Papua, tidak semua orang bisa melakukannya,” akuinya.
Karena menurut Susance, pelatihan ini bisa berdampak positif bagi ekonomi kerakyatan khususnya kreativitas mama-mama Papua agar bisa bekerja dari rumah untuk mengembangkan pendapatan mereka juga biaya sekolah anak-anak mereka.
Diakuinya, walaupun usaha ini bisa dibilang kecil namun sangat berdampak bagi perekonomian keluarga melalui pemberdayaan yang dilakukan Fopera.
Pihaknya ingin sekali agar kreativitas mama-mama ini dapat dikembangkan di mana-mana lewat berbagai sarana yang ada khususnya di publik area seperti hotel.
“Saya sudah melihat sendiri ada kekosongan di galeri hotel khususnya yang bisa mengcover aksesoris bahkan kearifan lokal orang Papua seperti noken, kripik, kopi dan lain sebagainya dapat dijual di etalase yang ada di hotel-hotel,” sambungnya.
Lanjut Susance, hari ini pihaknya juga telah menyampaikan ke M Hotel dan disetujui untuk menyediakan satu etalase sebagai wadah display bagi berbagai kreasi kearifan lokal mama- mama Papua.
“Karena jika terpampang di etalase hotel dapat menarik minat para tamu atau wisatawan yang sementara menginap dan jika ada acara yang resmi atau adat yang membutuhkan mahkota bisa dengan mudah mendapatkannya,” tandasnya.
Ketua Fopera PBD Yanto Idji menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov PBD, Pemerintah Kota Sorong, MRPBD serta semua pihak yang telah memberikan support kepada pihaknya untuk menyelenggarakan pelatihan bagi mama-mama Papua.
“Semoga kedepannya Pemerintah dan kita semua dapat bersama-sama untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada terutama yang menyangkut budaya asli Papua sehingga akan tetap terjaga dengan baik bagi kelangsungan jati diri orang asli Papua,” harapnya.
Sementara, Sekretaris Fopera Ortizan Kambu mengingatkan Pemerintah PBD yang baru berumur satu tahun lebih ini harus memberikan manfaat kepada masyarakat marjinal atau kelompok pinggiran atau kelompok yang dibina selama ini melalui program Fopera.
“Karena bagaimana kita mau membangun masyarakat Papua tetapi tidak ada tempat penjualan yang baik untuk mereka. Jadi kesalahannya bukan karena mama-mama ini tidak bisa, cuma yang mengakomodir itu yang tidak pas. Karena dunia sekarang ini teknologi dipakai semua yang bisa menghasilkan uang,” imbuhnya.
“Mama-mama ini kita latih supaya mereka memiliki keterampilan. Kemudian Pemerintah dapat memberikan modal lalu kita akan mendorong untuk pasarnya. Ingat bahwa 2025 pasar bebas China akan masuk kuasai Indonesia, suka dan tidak suka kita harus siap bersaing dalam perdagangan global nanti,” tegas Kambu mengingatkan.
Diakui Kambu, Papua memiliki potensi pariwisata yang besar namun banyak pedagang yang menjual aksesoris asli Papua tapi berasal dari luar.
“Maka harapan kami kepada mama mama yang telah diberikan pelatihan ini, kemudian akan kami beri dana. Setelah dibina dan kita akan bantu untuk pemasarannya. Tujuan dibina agar mama-mama Papua bisa lebih kreatif,” harapnya.
Kambu menambahkan salah satu usaha yang akan dilakukan pihaknya adalah berkaitan dengan kegiatan PON nanti di Aceh.
“Kami berharap Pemerintah setempat dapat menggunakan aksesoris budaya yang ada ini seperti mahkota dan lainnya,” pungkasnya.
Selain pelatihan yang diberikan, Fopera juga memberikan bantuan sembako berupa beras 10 kg, telur satu rak serta bawang merah dan putih kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan.
ZAN