Koreri.com, Jayapura (22/7) – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua jadi peserta Konferensi AIDS ke 22 yang berlangsung di Negeri Belanda, 23 – 27 Juli 2018.
Sekitar 30 ribuan peserta dari berbagai negara di dunia dipastikan hadir pada ajang tersebut mulai dari para pegiat, relawan, LSM, termasuk para petinggi dari Pemerintahan, yang selama ini berkecimpung di bidang kesehatan.
Turut pula dalam rombongan yang dipimpin Sekretaris KPA Papua, Constan Karma ini, Wali Kota Jayapura DR. Benhur Tomi Mano, MM, Bupati Keerom M. Markum dan Bupati Merauke, Frederikus Gebze.
Para kepala daerah ini diketahui memiliki perhatian dan kepedulian terhadap penanggulangan HIV/AIDS karena turut terlibat langsung untuk mengoordinir KPA, Dinas Kesehatan maupun LSM sehingga diharapkan lebih cepat memacu penurunan frefensia HIV/AIDS.
Sebagaimana rilis yang di terima Koreri.com, Minggu (22/7/2018), setelah menempuh perjalanan udara menggunakan pesawat Qatar Airways selama 16 jam dari Jakarta, akhirnya rombongan tiba di Bandara Schiphol Amsterdam, Belanda, Sabtu (21/8/2018).
Sebelum landing di Amsterdam, pesawat yang ditumpangi rombongan terlebih dahulu menyinggahi Doha, Qatar.
Sekretaris KPA Papua, Constan Karma menuturkan keikutsertaan pihaknya kali ini adalah untuk mempelajari inovasi-inovasi serta langkah-langkah baru dari berbagai negara dalam kaitannya dengan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
“Tentu yang akan dipelajari nanti yaitu pendapat para ahli tentang Fast Strain 99 yang baru dan juga bagaimana program-program sirkumsisi di berbagai negara yang akan berlanjut nanti,” tuturnya.
Khusus untuk Antiretroviral (ARV), obat yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV. dan memperlambat pertumbuhan virus HIV/AIDS dengan cara disuntikkan.
“Menurut informasi yang didapat bahwa ARV akan disuntikkan per tiga bulan sehingga perlu kita pelajari,” lanjut Karma.
Ia juga mengharapkan peserta dari Papua wajib hadir dalam pleno nanti karena ada pandangan-pandangan baru dari para ahli.
“Motivasi-motivasi baru perlu kita dengar langsung sebab mendengar langsung dari para ahli berbeda dengan kita membaca. Dengan satu harapan kita mempercepat penurunan prevensia HIV AIDS di Papua,” harapnya.
Mengingat, hasil evaluasi pihak Dinas Kesehatan, prevensia HIV/AIDS di Papua sudah semakin menurun.
“Tapi harus dipercepat karena kita di Papua masih 2 persen dan keinginan kita prevensia HIV/AIDS di Papua turun di bawah 1 persen,” tukasnya.
AND