Koreri.com, Jayapura (11/1) – Tokoh masyarakat Nduga, Yek Lokbere meminta Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Kesehatan Papua untuk mengaktifkan kembali pelayanan di wilayah itu.
Salah satunya dengan membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga untuk mengaktifkan kembali pelayanan di sejumlah Puskesmas.
Pasalnya, berdasarkan laporan yang diterimanya, banyak petugas kesehatan meninggalkan Nduga pasca insiden penembakan karyawan PT Istaka Karya yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), awal Desember 2018 lalu.
“Kami minta agar pelayanan kesehatan di Nduga diperbanyak lagi, tidak hanya terfokus di Distrik Mbua saja tetapi juga di Distrik Yigi dan 30 distrik lainnya. Pasien yang terluka pasca kejadian Nduga (yang alami) patah kaki agar bisa dilakukan penanganan lanjut. Jadi tidak hanya pelayanan dasar, karena banyak yang terluka lalu membusuk,” tulis Lokbere di lembar form pengaduan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP), Rabu (9/01/2019).
Pria yang mengaku berasal dari Distrik Yigi ini mendatangi Kantor UP2KP, lembaga pengawal kesehatan Papua itu, di Jalan Baru Kotaraja itu bersama Yuli Yanenap, salah seorang guru SMP di Mbua.
Kedatangan mereka diterima sejumlah Staf Bidang Pengaduan UP2KP.
Kepada UP2KP, Lokbere meminta agar lembaga ini bisa memperjuangkan aspirasinya kepada Dinas Kesehatan agar masyarakat kembali mengakses pelayanan kesehatan seperti biasa.
“Kami sampaikan apresiasi kepada Pak Gubernur sudah berikan bantuan berupa makanan kemarin. Tetapi kami juga butuh pelayanan kesehatan,” tegas Lokbere.
Terkait permintaan tersebut, Kepala Dinkes Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengakui pihaknya sejak 7 Januari sudah mengirim tim kesehatan ke Nduga.
Tim dipimpin Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, TB, dan Malaria (ATM), Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Beeri Wopari.
Tim itu terdiri dari 5 tenaga medis dari Dinkes Provinsi dan digabung dengan tenaga kesehatan di Nduga dan telah tiba di Distrik Mbua, pada Selasa (8/1/2019).
Tim berangkat bersama-sama dengan Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Ibu Ribka Haluk yang dipercayakan menyerahkan bantuan Gubernur Papua ke tiga distrik yakni Mbua, Dal dan Bulmulyama.
“Jadi tim ini melakukan pengobatan massal dan mendeteksi penyakit yang diderita masyarakat Nduga di tempat-tempat pengungsian pasca insiden penembakan Desember tahun lalu,” terang Aloysius.
Ditegaskan, pada prinsipnya ia sangat berharap pelayanan kesehatan bagi masyarakat Nduga kembali normal.
Namun di lain sisi, Bupati Nduga harus dapat memberi jaminan keamanan agar para petugas kesehatan bisa nyaman bekerja melayani masyarakat di setiap Puskesmas/Pustu.
“Saya malah berencana kerjasama dengan Tim Kesehatan dari Kemenkes untuk menurunkan tim kesehatan ke Nduga asalkan Bupati harus memberi jaminan keamanan bagi petugas kesehatan. Kita juga tidak mau terjadi apa-apa dengan petugas kita,” pungkasnya.
VDM