Koreri.com, Wamena – Batalyon Infanteri 756/WMS adalah Batalyon di bawah Jajaran Korem 172/PWY Kodam XVII/Cenderawasih yang berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Tengah Papua.
Sejumlah 8 personel Yonif 756/WMS mendapat kesempatan berangkat ke luar negeri untuk melaksanakan misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Satgas Kizi Konga XX-Q Monusco Kongo Tahun 2020-2021.
Dari 8 Prajurit Yonif 756/WMS yang berangkat untuk melaksanakan misi perdamaian dunia ini, salah satunya merupakan anak putra Papua yang lahir dan besar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Ia bernama lengkap Prajurit Satu Andreas Kosi.
Banyak prestasi yang sudah ditorehkan Prajurit Andreas Kosi ini, salah satunya diberikan KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) oleh Panglima TNI dan Surat Penghargaan dari Kasad atas keberhasilan dalam pelaksanaan Tugas operasi Satgas Pamrahwan Ki Yonif 756/WMS di wilayah Lani Jaya pada 2019 lalu.
“Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan TNI-AD karena telah memberikan kepercayaan kepada anggota Yonif 756/WMS khususnya putra daerah asli Lembah Baliem Wamena untuk mendapatkan kesempatan sebagai pasukan perdamaian dunia di bawah naungan PBB,” ucap Kapten Inf Zurilham.
Di sela waktu mengantarkan Prajurit Andreas kembali ke keluarganya, Kapten Inf Zurilham selaku Wadanyonif 756/WMS menyampaikan pesan bahwa harus memiliki tekad dan keinginan yang kuat dalam pengabdian.
“Kejarlah semua hal yang kamu impikan dan inginkan sampai terwujud. Tetapi ingat satu hal, semua itu butuh proses. Dan dalam setiap proses yang dilalui, kamu harus memiliki tekad dan keyakinan serta dan yang terpenting selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkahmu,” dorongnya.
Wadanyonif 756 menyampaikan pesan kepada Yeri Kosi, ayah dari Parjurit Andreas bahwa dirinya bangga berhasil mengantarkan Prajurit Andreas dalam bertugas di satuan TNI.
”Kami dari Yonif 756/WMS sangat bangga terhadap anak Bapak, atas keberhasilannya dalam melaksanakan tugas mengamankan dunia sehingga saya harus mengantarkannya sendiri untuk kembali kepada bapak dan ibu,” tandasnya.
Setibanya Prajurit Andreas di kampung halamannya, rombongan langsung disambut dengan adat setempat.
Suasana hangat dan harmonis begitu terasa ketika rombongan dipersilahkan masuk ke dalam Honai yang merupakan rumah Adat Papua.
Orang tua Prajurit Andreas berterimakasih kepada pimpinan TNI-AD karena telah memberikan kesempatan kepada anaknya ikut serta dalam penugasan luar negeri dan membawanya kembali ke rumah dengan selamat.
“Ini memotivasi khususnya putra-putri asli Papua, bahwa terlahir dan tumbuh di tengah pegunungan tidak serta merta membuat seseorang menjadi terisolasi dan tidak memiliki mimpi. Namun dapat berdedikasi menjaga kedaulatan NKRI bahkan di mata dunia internasional melalui profesi menjadi prajurit TNI-ADm” pungkasnya.
AND