Kondisi beberapa negara di kawasan timur tengah dengan konflik yang terjadi pada masa bahan bakar fosil masih menjadi komoditas unggulan di masa silam adalah merupakan suatu contoh yang baik. Kontrol harga dilakukan secara sepihak yang kemudian menyulut terjadinya dampak negatif pada ekonomi negara lain yang tidak memiliki sumberdaya minyak namun tergantung sepenuhnya pada pasokan.
Dalam penanganan terhadap dampak negatif pada suatu keputusan atau kebijakan ekonomis seyogyanya memerlukan kajian dan evaluasi secara terintegrasi. Hal ini terutama pada hal-hal yang berhubungan dengan ekstraksi sumberdaya alam dan energi serta melihat konsekuensi yang nantinya ditimbulkan secara global. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendorong dilakukannya evaluasi secara terintegrasi adalah melalui:
- Green taxes, pemberlakuan pajak dan penalti atau insentif tambahan bagi pelaku yang menciptakan polusi dan penyuplai bahan berbahaya serta berpotensi memperbesar terjadinya perubahan klimatologi.
- Carbon trading, memperketat perijinan dan pemberlakuan pembiayaan tambahan bagi producer kendaraan dan atau alat lainnya yang berpotensi menggenerasi emisi karbon.
- Competing Innovation, mendorong teknologi inovasi untuk mencapai penggunaan energi terbarukan termasuk mempermudah dan memurahkan seluruh pembelian peralatan dan material yang berhubungan dengan inisiatif penggunaan energi terbaru/green energy.
Salah satu peluang Indonesia beserta negara tropis lainnya adalah melalui penggunaan bio-diesel dan bio-fuel dari hasil budidaya minyak nabati. Tantangannya adalah sifat hidroskopis FAME serta kompatibilitasnya dengan kebutuhan memenuhi standard EURO 4, isu pengurangan kawasan hutan dan dampak negatif lainnya. Hal tersebut memerlukan evaluasi serta kajian pada upaya-upaya mitigasi melalui kreatifitas dan inovasi yang terprogram secara baik pada seluruh pemangku kepentingan, agar tantangan ini dapat menjadi peluang bagi negeri kita untuk keluar dari ancaman krisis energi. Bereaksi sekarang akan lebih bermanfaat untuk mengurangi kondisi pada pembiayaan terburuk di masa mendatang bila ditinjau dari aspek ‘environmental cost’.