Koreri.com, Sentani – Pangan lokal menjadi menu utama yang di sajikan bagi peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara juga simpatisan atau pengunjung yang hadir pada Sarasehan sepuluh hari pertama di Kampung Putali.
Mulai dari papeda, pisang, keladi, singkong ubi juga ikan dan sayuran yang diolah serta disajikan untuk dinikmati para peserta sarasehan.
“Makanan yang kitong masak dan makan sehari hari bersama keluarga, itu yang jadi menu utama kami,” ungkap Ibu Kepala Kampung Putali Jacklin Yoku Monim, Selasa (25/10/2022).
Selain papeda panas, pihaknya juga menyiapkan papeda bungkus (papeda dingin ) sebagai pilihan bagi peserta. Mungkin ada yang lebih senang makan papeda panas atau sebaliknya yang dingin tinggal pilih saja.
Begitu juga dengan olahan ikan dimana ada yang disajikan dengan kuah asli atau dalam bahasa Sentani disebut Ebhehelle, juga kuah kuning juga ikan bakar dan goreng.
“Semuanya dikerjakan atau di masak oleh Ibu-ibu yang ada di Kampung Putali,” tandasnya.
Jacklin menambahkan, ibu-ibu yang tergabung dalam wadah Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Kampung Putali dilibatkan dan mengambil bagian dalam mempersiapkan segala sesuatunya.
Mereka terbagi dalam sepuluh kelompok dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk memasak . Misalnya ada kelompok yang khusus bungkus papeda, ada kelompok yang khusus siapkan ikan goreng, ada yang menyiapkan ikan bakar.
Hal ini selain mempermudah juga pekerjaan yang berat akan menjadi lebih ringan ketika dikerjakan bersama-sama.
“Hari ini karena ada peserta yang menginap selain makan siang juga kami siapkan makan malam. Untuk hari ke dua, Rabu ( 26/10/2022) tidak ada snack pagi tapi kita siapkan makan pagi dan juga makan siang,” sambungnya.
Ia menambahkan untuk snack pagi dan sore, disiapkan sagu bakar, keladi, jagung rebus, pisang rebus dan kue-kue yang diolah dengan bahan dasar sagu.
Betsi Monim, salah satu Ibu yang ditemui di sela-sela acara sarasehan mengakui dirinya ada dalam bagian yang menyiapkan snack atau kue-kue.
Ia menjelaskan, hampir semua ibu yang ada di kampung ini diajak dan dilibatkan di bagian konsumsi oleh Ibu Kepala Kampung.
“Dan kami dengan senang hati serta sukacita melakukannya, sambil melayani peserta yang mengambil dan menikmati makan siangnya,” tukasnya.
RED