as
as

Tegaskan Tak Ada Dualisme, Raunsay: Kepengurusan Frans Esa Sudah Dibekukan

IMG 20230924 WA0005
Pdm. Edi Raunsay, Ketua Majelis Daerah Papua terpilih periode 2023-2028 / Foto: VER

Koreri.com, Jayapura – Gereja Gerakan Pentakosta (Pinkster Bewenging) resmi melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) ke VI khusus Papua yang berlangsung di Jemaat Ayalon Hamadi, Kota Jayapura, Sabtu (23/9/2023).

Pdm. Edi Raunsay terpilih secara aklamasi jadi Ketua Majelis Daerah (Mada) Gereja Gerakan Pentakosta periode 2023-2028 yang dikukuhkan kepengurusannya pada Sidang Raya di Manado, Oktober 2023 mendatang.

as

Pasca terpilih, Pdm Raunsay menegaskan tidak ada dualisme kepengurusan baik dari Majelis pusat sampai daerah dalam Gereja Gerakan Pentakosta (GGP).

Dijelaskan, kisruh yang terjadi saat ini disebabkan oleh pengurus Mada Papua periode 2018-2023 yang akhir masa jabatan pada tanggal 5 Agustus 2023.

“Jadi, pada bulan Agustus 2023 bersama Majelis Daerah periode lama, seluruh pengurus daerah dan gembala jemaat kami telah melaksanakan rapat kerja di Hotel SIP Kota Jayapura dimana kami mengambil satu keputusan untuk segera membentuk panitia sidang lengkap Majelis Daerah ke VI di Tanah Papua,” jelasnya kepada wartawan usai terpilih, Sabtu (23/9/2023) siang.

Kemudian dari hasil rapat kerja itu diputuskan Pdt Abraham Polanus jadi ketua panitia dan Hengki Waimbo jadi Sekretaris dan kemudian melengkapi komposisi lainnya.

“Setelah itu kami juga melaksanakan rapat tertinggi majelis daerah tanggal 26 Agustus 2023 dimana ketua majelis bersama seluruh pengurus dan ketua-sekertaris majelis wilayah kota/kabupaten, gembala-gembala jemaat telah sepakat dan putuskan bersama yang disampaikan ketua majelis daerah bahwa kami kembalikan sidang lengkap majelis pusat GGP ke Jakarta saja. Kami punya dokumentasi lengkap (alat rekaman, pertemuan zoom, absen dan foto) rapat kerja dan rapat tertinggi majelis daerah yang akan jadi alat bukti kami,” sambungnya.

Selanjutnya, pada 27 Agustus 2023 telah terjadi keputusan sepihak oleh Pdt. Frans Esa dan dibagikan kepada seluruh hamba-hamba Tuhan bahwa sidang majelis pusat tetap dilaksanakan di Jayapura.

“Akhirnya kami sepakati bahwa sesuai dengan tata dasar tata GGP bahwa masa jabatan majelis daerah Papua pada tanggal 5 Agustus 2023. Maka kami sepakat tetap melaksanakan sidang majelis daerah tahun 2023, namun pada realitanya mereka (Pendeta Frans Esa) tetap mau melaksanakan sidang majelis pusat di Jayapura,” bebernya.

Lalu menyampaikan keputusan sepihak itu ke majelis pusat dan menerbitkan surat Pelaksana tugas (Plt) Ketua Mada kepada Fransiskus Esa. Kemudian Plt Ketua Fransiskus Esa memberhentikan sepihak semua pengurus daerah.

“Jadi, bagi kami ini bukan dualisme kepengurusan karena sudah berjalan sesuai aturan gereja,” tegasnya.

Dijelaskan, sidang raya luar biasa yang akan dilaksanakan di Manado pada Oktober 2023 mendatang merupakan keanggotaan Dewan Presidium.

“Dalam hirarki kita, Dewan Presidium adalah dewan tertinggi dimana mereka telah memberikan mandat atau tugas kepada anggota untuk membekukan dan melaksanakan tugas harian majelis pusat,” jelasnya.

Sehingga Dewan Presidium telah merekomendasikan anggota pusat perwakilan Papua untuk mengawasi dan melaksanakan sidang daerah di tanah Papua.

“Dan Puji Tuhan hari ini musyawarah daerah ke-VI dapat terlaksana dengan baik dan lancar,” tandasnya.

Satu lagi bahwa, Dewan Presidium perwakilan Papua telah merekomendasikan juga tiga wilayah diantaranya Mada Wilayah Papua Tengah, Papua Barat dan Papua Barat Daya serta Papua Selatan.

Dengan dasar SK yang sudah diterbitkan ini, maka dari tiga wilayah ini sementara mempersiapkan diri untuk dikukuhkan pada Sidang Raya Luar Biasa di Manado awal Oktober 2023 mendatang.

“Jadi, ini sesuai dengan aturan dan mekanisme bahwa kepengurusan majelis daerah Papua periode 2018-2023 sudah berakhir dan dibekukan pengurus (Plt) karena melanggar tata dasar gereja,” tegasnya lagi.

Dewan Presidium telah mengeluar surat peringatan pertama sampai ketiga kepada Majelis Pusat (MP) bahkan sudah diterbitkan surat pembekuan pengurus majelis pusat namun tetap ditanggapi SK Dewan Presidium dan MP tetap melangkah melaksanakan tugas berdasarkan hasil sidang raya.

“Sehingga dewan presidium mengambil alih tugas sementara majelis pusat dan segera melaksanakan sidang raya luar biasa di Manado dengan menghadirkan pendiri-pendiri GGP seluruh Indonesia dan juga majelis daerah seluruh Indonesia bahkan kami Papua dan 3 wilayah baru hadir,” kembali tegasnya.

“Intinya tidak dualisme pengurus Majelis Daerah GGP di Papua, majelis daerah tetap satu komando dipimpinan Ketua Mada Pdm. Edi Raunsay,” pungkasnya.

VER

as