as
as
as

Hargai Keputusan Gubernur Lukas Enembe, Parpol Jangan Manuver Politik Berlebihan Soal Nama Cawagub Papua

WhatsApp Image 2021 08 11 at 06.30.21
Koalisi Pemuda Nusantara dan Papua (KPNP) saat memberikan keterangan pers di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Selasa (10/8/2021) / Foto: Bustam

Koreri.com, Jayapura – Dua Nama dari Enam Calon Wakil Gubernur Papua yang sudah dilingkar Gubernur Lukas Enembe menjadi kini polemik dalam tim koalisi Lukmen Jilid II sehingga belum diputuskan dan diserahkan ke DPRP untuk tahapan pemilihan.

Polemik dua nama cawagub Papua pengganti almarhum Klemen Tinal ini ramai diperbincangkaan masyarakat luas membuat Koalisi Pemuda Nusantara dan Papua angkat bicara.

as

Ketua Koalisi Pemuda Nusantara dan Papua (KPNP), Frangklin Wahey, meminta seluruh partai politik pengusung dan pendukung pasangan Lukas Enembe – Klemen Tinal (Lukmen) Jilid II agar menghargai keputusan Gubernur Lukas Enembe yang telah melingkar dua nama calon Wakil Gubernur pengganti Almarhum Klemen Tinal untuk diserahkan ke DPRP melakukan pemilihan Wagub terpilih sisa masa jabatan 2 tahun.

Menurutnya, enam nama calon wakil Gubernur Papua hasil kerja tim koalisi Lukmen Jilid mengerucut jadi 2 nama yang diputuskan Gubernur Papua yaitu Kenius Kogoya dan Yunus Wonda untuk dilanjutkan ke DPRP melaksanakan pemilihan.

“Kami minta kepada publik dan semua calon yang entah terpilih atau tidak, agar hargai keputusan Gubernur Papua ini, kami minta kepada semua untuk hargai keputusan 2 nama cawagub ini karena wakil gubernur papua itu bukan 2,3 atau 10 wakil Gubernur tapi 1 saja,” kata Frangklin dalam keterangan persnya di Kota Jayapura, Selasa (10/8/2021).

Dikatakan, calon wakil Gubernur sudah diputuskan 2 orang yang akan dipilih 69 anggota DPRP untuk siapa Wakil Gubernur terpilih antara Kenius Kogoya atau Yunus Wonda.

“Kita harapkan kepada publik dan semua calon yang tidak dipilih untuk menahan diri karena ini hanya menyelesaikan masa periode 2018-2023 sisa waktu 2 tahun pasca meninggal dunia Klemen Tinal,” katanya.

Jangan karena akibat proses pengisian kekosongan jabatan wagub ini membuat polemik yang mengganggu kentraman dan keamanan situasi di tanah Papua menjadi kacau.

Rakyat Papua hari ini membutuhkan pembangunan, pemerintahan bisa berjalan secara baik membangun tanah untuk mewujudkan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Bangkit, Mandiri, dan Sejahtera yang Berkeadilan.

“Kami berpikir bahwa bapa – bapa yang kemarin mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Papua adalah pemimpin. Untuk mau menjadi seorang pemimpin di tanah Papua, Gubernur atau Wagub, mari jaga diri, kerja baik. Jabatan apa yang hari ini emban kerja baik bagi masyarakat maka 2024 menanti bapa – bapa untuk bersaing di Pilgub Papua,” ujarnya.

“Kepada kita mari semua bersepakat memberikan dukungan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe yang telah memutuskan dua nama Calon Wakil Gubernur Papua,” harap wahey.

Perwakilan aktivis pemuda Papua, Benyamin Gurik, mengatakan pihakya telah mendukung Lukas Enembe sejak 2013 untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh rakyat Papua hingga tahun 2023.

Menurut Gurik, Gubernur Lukas Enembe masih dalam proses pemulihan sehingga dalam hal penentuan wakil Gubernur harus mempertimbangkan aspek ini karena mungkin tidak mungkin beberapa waktu kedepan Gubernur masih fokus untuk mengurus kesehatan.

“Jadi dalam hal memilih siapa orang yang akan Gubernur tetapkan jadi Wakil Gubernur, kami minta kepada seluruh pihak terutama kita kelompok aktivis dan masyarakat untuk tidak masuk ke dalam ranah dimana kita diberikan kewenangan,” kata Benyamin.

Dikatakan, hanya partai politik koalisi Lukmen Jilidi II dan Gubernur Lukas Enembe yang diberikan ruang dan kewenangan untuk menenutukan siapa yang akan menjadi Wakil Gubernur dan proses sedang berjalan.

“Kami sebagai aktivis melihat isu tersebar di media sosial bahwa hari ini seolah – olah ada pesta demokrasi pemilihan Gubernur dan wagub Papua dan didalamnya ada praktek pertarungan antar suku ini bisa menimbulkan konflik masyarakat, karena jabatan wagub antar waktu ini hanya mengisi kekosongan yang kurun waktu efektif kerja hanya 1 tahun kedepan,” ujarnya.

Benyamin Gurik yang selama ini selalu menyuarakan aspirasi masyarakat meminta kepada partai politik pendukung Lukas Enembe – Klemen Tinal agar jangan terlalu manuver politik berlebihan, karena masyarakat ingin tahu siapa wakil gubernur pengganti Klemen Tinal.

“Jadi kami minta kepada para aktivis dan masyarakat untuk mendukung proses ini. Kami sebagai pendukung Gubernur kami minta proses penetapan 2 nama cawagub Papua ini tidak berlarut – larut tapi segera menyelesaikan proses pemilihan wagub ini,” katanya.

“Masyarakat saat ini membutuhkan kepastian siapa wakil gubernur antar waktu 2 tahun, bukan kita tunggu proses yang berlarut – larut akibat tarik ulur kewenagan koalisi dan Gubernur Papua atau siapa yang harus menentukan soal Wakil Gubernur ini,” tegas Gurik.

Dikatakan, manuver politik yang dilakukan tim koalisi Lukmen Jilid II ini suatu tontonan yang tidak mendidik bagi masyarakat. Untuk itu segera menyelesaikan supaya Gubernur Lukas Enembe lebih fokus untuk menuntaskan untuk agenda besar terutama fokus kesehatan yang sampai saat belum 100 perse pulih.

“Kami minta partai koalisi untuk berhenti baik orang per orang dalam koalisi maupun sedang mengusung untuk memaksakan kehendak. Karena ini soal kecocokan antara Gubernur dan Wakil Gubernur untuk menyelesaikan sisa masa jabatan hingga 2023,” jelasnya.

Gurik meminta kepada tim koalisi agar pertimbangkan sisi physicolgy kesehatan Gubernur dalam menentukan siapa wakil gubernur yang cocok dari dua nama yang sudah dilingkar Gubernur Lukas Enembe.

“Physicology kesehatan Guberunur sangat penting sehingga semua calon harus berbesar hati menerima keputusan dan proses yang sedang berjalan untuk menentukan siapa yang cocok dengan pak Gubernur untuk menyelesaiakn tugas sisa 2 tahun,” katanya.

Terkait dua nama cawagub yang sudah ramai dibahas publik entah sampai hari ini belum dapat kepastian karena keputusan koalisi atau keputusan Gubernur ada kekosongan hukum disitu.

“Jadi, itu keputusan dan koalisi merasa bahwa koalisi harus mendorong kami minta segera dituntaskan. Jangan berlarut – larut, karena rakyat Papua tidak membutuhkan partai koalisi yang tampil sebagai pahlawan dalam situasi ini karena kita masyarakat sedang menunggu siapa wakil gubernur yang pasti,” jelasnya.

“Dengan memperhatikan gubernur sedang sakit, Gubernur membutuhkan orang yang mendampingi di sisa 2 tahun kami pikir tidak perlu banyak manuver dari partai politik, biarkan ruang kepada Gubernur menentukan siapa calon yang cocok untuk menyelesaikan sisa masa jabatan,” tegas Gurik.

Perwakilan Pemuda Nusantara, Sudin Rettob, meminta kepada para senior agar dapat mengikuti dan berkompetisi dengan baik dalam penentuan calon Wagub Papua yang tentu memiliki kapasitas dan kapabilitas politik yang mapan maka proses demokrasi ini harus dihargai.

“Saya rasa para senior yang ikut dalam berkompetisi hari ini untuk menjadi Wakil Gubernur Papua untuk menuntaskan sisa waktu 2 tahun ini adalah para senior yang memiliki kapasitas dan kapabilitas secar politik yang matang,” kata Sudin dalam keterangan pernya.

Untuk itu, kata Sudin, ketika dalam proses harus ikut dengan baik tetapi ketika hasil harus mengakui hasil itu secara gentelmen bahwa ini proses demokrasi seperti pemilihan kepala daerah baik tingkat Kabupaten / Kota maupun Provinsi.

“Berikan pembelajaran politk yang baik kepada publik sehingga tidak menimbulkan situasi yang gaduh membuat Gubenur Lukas Enembe harus berpikir. Sekarng ini kita semua dikerahkan untuk berkonsentrasi sukseskan PON XX Papua,” ujar Retob.

“Harapn kami mari kita sama – sama hargai keputusan yang ada, Gubernur pasti tahu siapa orang yang tepat untuk mendampingi beliau menyelesaikan sisa masa jabatan 2 tahun. Kita mau melakukan manuver apapu keputusan Gubernur kami yakin tidak akan meleset,” tegasnya.

Dalam kondisi begini Gubernur membutuhkan orang yang memahami situasi dan karakter masyarakat Papua hari ini tapi juga bisa dapat mengamankan dan menjalankan perintah dari Gubernur.

“Sehingga sisa waktu 2 tahun bekerja sejahterakan masyarakat Papua dan juga sukseskan event besar nasional yang sedang kita hadapi saat ini,” kata Sudin.

Mewakili suara perempuan Papua, Ester Elisabeth Yaku, mengatakan bahwa pihaknya tidak menginginkan terjadinya pro kontra terlalu banyak.

“Saya mengajak untuk semua pihak bersatu mendukung keputusan Gubernur Papua, Lukas Enembe siapa yang layak untuk mendampinginya di sisa masa jabatan 2 tahun hingga akhir 2023,” kata Ester.

SEO

as