Koreri.com, Jayapura – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Papua – Maluku melanjutkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah digalakkan sejak 2016 lalu untuk memberdayakan masyarakat lokal pesisir Danau Sentani.
Dalam hal ini melalui budidaya ikan air tawar menggunakan kerambah tancap di Kampung Netar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Brasto Galih Nugroho selaku Unit Manager Communication, Relations dan CSR MOR VIII PT Pertamina (Persero), menjelaskan tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan masyararakat yang mandiri dan sejahtera.
Dirinya beharap budidaya ikan air tawar ini terus berlanjut, karena sekali panen dalam kurun waktu tiga bulan bisa mendatangkan penghasilan sekitar Rp20 – 25 juta.
“Dengan begitu warga atau kelompok binaan bisa mandiri dan meningkat kesejahteraan hidupnya,” tutur Brasto dalam rilisnya yang diterima Koreri.com, Kamis (10/10/2019).
Menurutnya, kelompok usaha budidaya ikan air tawar tersebut diperuntukkan bagi masyarakat lokal di pesisir Danau Sentani, yang tentunya bersinergi dengan Pemerintahan kampung setempat serta mitra kerja sama sebagai pendamping program, sehingga targetnya bisa tepat sasaran dan bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan.
“Kami akan terus memberikan pendampingan hingga suatu saat masyarakat bisa mandiri dan bukan saja budidaya ikan tetapi usahanya bisa berkembang dengan melakukan diversifikasi, seperti pengolahan ikan atau bisa merambah ke sektor lainnya seperti restoran ikan,” harap Brasto.
Ia menambahkan, saat ini kelompok usaha budidaya ikan air tawar yang dibina dan diberikan pendampingan oleh PT Pertamina (Persero) itu berjumlah sekitar 20 anggota kelompok.
Sementara itu, Agusta Esina Wally (45) salah satu anggota kelompok penerima manfaat mengaku sangat terbantu dengan program CSR PT Pertamina (Persero).
“Kami sangat terbantu dengan program dari PT Pertamina (Persero), dan hari ini kami diberikan bibit ikan mujair sebanyak 500 ekor ikan dari total 1.500 ekor,” urainya.
Menurut Agusta, kehadiran dari PT Pertamina (Persero) di tengah masyarakat lokal pesisir Danau Sentani telah membantu menghidupkan ekonomi keluarga dan kampung.
Ia berharap pendampingan tersebut terus dilakukan hingga ia bersama kelompoknya menjadi mandiri dan tidak bergantung pada bantuan.
“Yang menjadi kendala kami selama ini adalah pemasaran, selain faktor alam seperti bencana banjir bandang Sentani yang terjadi beberapa waktu lalu. Kami harap Pertamina dapat membantu meningkatkan pemasaran kami,” imbuh Agusta.
Di momen yang sama, mengenai pembinaan dan pendampingan, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Provinsi Papua, Carlos Matuan, membenarkan bahwa warga pembudidaya ikan air tawar, khususnya masyarakat asli Danau Sentani, sangat butuh pendampingan baik dari cara budidaya ikan hingga pemasarannya.
Menurutnya, masih ada ketimpangan antara pelaku usaha pembudidaya ikan air tawar dimana pelaku usaha dari masyarakat pendatang lebih sejahtera dibanding masyarakat asli Danau Sentani.
“Memang usaha budidaya ikan air tawar dari masyarakat disini belum tertata maksimal dan perlu pendampingan secara intensif, baik secara manajerial dan permodalan,” akui Carlos.
Diakuinya pula, jika belum semua usaha rakyat bisa tercakup oleh pemerintah sehingga dibutuhkan perhatian dari semua pihak atau pihak ketiga. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero).
“Apalagi saat banjir bandang awal tahun ini, sekitar 6.000 lebih keramba ikan di pesisir Danau Sentani terendam dan banyak ikan yang hilang, sehingga butuh kerja sama dengan pihak lainnya, seperti BUMN atau swasta lainya, karena dari sisi permodalan terbatas dan SDM-nya juga,” beber Carlos.
Ia berharap dengan adanya bantuan dan pendampingan dari PT Pertamina (Persero), warga pembudidaya ikan air tawar yang ada di pesisir Danau Sentani dan sekitarnya bisa hidup mandiri.
“Dan terjadi peningkatan kesejahteraan,” pungkasnya.
VMT