as
as

Geger “Pasien Covid-19” di RSUD Haulussy Ambon, Ini Fakta-faktanya

RSUD dr. M. Haulussy, Kudamati, Kota Ambon, Maluku
RSUD dr. M. Haulussy, Kudamati, Kota Ambon, Maluku

Koreri.com, Ambon – Masyarakat Kota Ambon, Provinsi Maluku kembali digegerkan dengan insiden “Pasien Covid-19”.

Kali ini, insiden pengambilan paksa jenazah Covid-19 kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haulussy, kawasan Kudamati, Kota Ambon.

Aksi pengambilan janazah berinisial AO tersebut dilakukan keluarga pasien, warga Kayu Putih, Desa Soya, Kecamatan sirimau Kota Ambon lantaran kesal dengan tindakan yang di lakukan pihak RS.

Sejumlah fakta pun terungkap pasca insiden tersebut.

AO Divonis Positif Covid-19 Setelah Meninggal

Dari keterangan salah satu keluarga, Abraham Makailopu yang juga paman dari almarhum, mereka tidak terima AO di vonis positif Covid-19.

Pasalnya, sejak AO mulai sakit ginjal hingga diharuskan cuci darah setiap 2 minggu sekali, hasil tesnya tidak pernah reaktif.

Tetapi kemudian baru dinyatakan positif Covid-19 setelah pasien meninggal.

“Beta sudah koordinasi dan dokter bilang bahwa ambil darah dan Swab ini nanti 2 hari kemudian baru dilihat hasilnya. Beta ikuti aturan pemerintah, tapi ternyata 1 hari kemudian anak saya sudah tidak bisa di kategorikan hidup lagi, dan beta berinisiatif masuk lihat kondisinya,” kata Abraham di RSUD Haulussy, Ambon, Rabu (7/7/2021).

Proses Swab Yang Dinilai Aneh

Abraham mengaku heran dan merasa aneh dengan proses Swab yang dilakukan pihak RS.

“Di situ beta lihat mereka datang ambil darah lagi lalu swab lagi. Beta tanya kenapa di ambil lagi? Katanya darahnya beku dan segala macam,” herannya.

Selain itu, Abraham mengaku sempat menanyakan hasil dari ambil darah dan Swab tersebut seperti apa. Dan jawaban yang diberikan ialah hasil swab itu di periksa RS (Rumah Sakit) saja.

“Bisa disini yah? Jawab mereka iya bisa dan beta ikut saja. Karena jenazah biasa ambilnya di sini (Ruang Jenazah Covid). Sekarang beta tanya lagi knpa hasilnya sudah ada, sementara besok baru bisa ambil hasil dan kenapa alat yang dipakai untuk mengetahui hasil ini tidak digunakan saat pasien masuk RS? Malah saat pasien mati baru di gunakan? Untuk itu, sebagai orang tua beta minta pihak RS bertanggung jawab,” tegasnya.

Meski AO Positif Tapi Keluarga Diminta Bantu Angkat Jenazah

Abraham melanjutkan, pihak keluarga sudah konfirmasi dan dokter mengaku akan menelpon keluarga tapi tak dilakukan.

Nyatanya, dari pukul 01.30 sampai 08.00 Wit, baru mendapat informasi dari suster yang meminta keluarga untuk bantu mengangkat anaknya yang sudah di vonis Covid-19 tersebut.

“Penilaian beta, kalau anak ini dia betul-betul meninggal karena Covid-19, masyarakat atau keluarga satupun tidak boleh menyentuhnya. Lalu dia minta bantuan untuk apa? Beta sangat tidak puas,” tegasnya.

Keluarga Bawa Pulang Paksa Jenazah AO

Akibat tak puas dengan pelayanan RSUD Haulussy, sekitar pukul 09.00 WIT,  keluarga masuk ke dalam RS dan mengambil jenazah pasien dan di masukan kedalam mobil angkot.

Tak lama kemudian, pihak kepolisian sampai dan menghadang mobil angkot yang akan membawa jenazah.

Sambil mendengar keluhan dari keluarga pasien yang merasa diperlakukan tidak adil, pihak kepolisian pun meminta keluarga menunggu kordinasi dari kepolisian dengan pihak RS Haulussy.

Pihak RSUD Haulussy Lepas Tangan

Karena sudah sampai pukul 10.00 Wit, tidak ada satu pun pihak RS yang datang untuk menjelaskan kepada keluarga pasien, maka pihak kepolisian pun membuka jalan, dan keluarga pun bisa membawa jenazah.

Sementara itu, hingga Jumat (9/7/2021), dari hasil pantauan di lapangan, insiden ini masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat Kota Ambon maupun kerabat pasien.

Mayoritas dari mereka mengecam cara kerja RSUD Haulussy yang hanya memanfaatkan kesempatan mengeruk keuntungan dengan cara-cara yang tidak benar.

VAL

as