Koreri.com, Namrole – Duta Parenting Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Buru Selatan, Rabu (10/11/2021).
Kunjungan Ina Latu Maluku ini yang diagendakan selama tiga hari ini dalam rangka memberantas kasus stunting di wilayah itu.
Pantauan lapangan, Widya tiba di Bandara Namrole Pukul 08.40 Wit.
Turun dari pesawat di Bandara Namrole, istri Gubernur Maluku Murad Ismail disambut Bupati Safitri Malik Soulisa dan wakilnya Gerson Elieser Selsily serta sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemda setempat.
Ina Latu Maluku itu disambut oleh adat dan tarian penyambutan yang dibawakan sejumlah anak-anak dari TK/PAUD setempat.
Seusai prosesi penyambutan, Widya bersama Bupati dan Wakil Bupati menuju pelabuhan Namrole untuk melanjutkan perjalanan menuju dua lokus stunting, yakni Desa Tifu dan Desa Waemala, Kecamatan Leksula menggunakan transportasi laut.
Dalam kunjungan itu, Widya didampingi sejumlah pejabat dari Provinsi Maluku sekaligus memberikan bantuan pada ibu-ibu diantaranya makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil.
Lokus pertama yang dikunjungi yaitu Desa Tifu dan disambut oleh para Ibu-ibu PKK Kecamatan dan desa. Selanjutnya Widya berdialog dengan para ibu balita seputaran masalah gizi anak.
“Saya senang sekali karena saya bisa melihat dan bertemu bapak ibu yang ada di desa ini. Saya senang bisa melihat anak-anak saya di sini,” ucapnya.
Widya menyebutkan dirinya sebagai Ina Latu Maluku, ibunya anak-anak Maluku. Maka sebagai ibunya anak-anak se-provinsi Maluku sudah sewajarnya ia melihat secara langsung anak-anak yang ada di desa-desa terpencil di Buru Selatan.
“Saya merasa dekat dengan anak-anak saya di Desa Tifu, dan saya tanya-tanya hanya satu anak yang kondisinya kurang gizi dan stunting,” akuinya.
Disebutkan Widya bahwa desa Tifu ini termasuk lokus stunting yang ia peroleh dari Dinas Kesehatan Buru Selatan. Sehingga, pihaknya memilih untuk mengunjungi Desa Tifu.
“Ternyata hanya ada 1 (gizi buruk), saya bersyukur Alhamdulillah ada 1, kedepan semoga tidak ada lagi anak yang kurang gizi,” harapnya.
Widya mengapresiasi ibu-ibu yang ia temui dan berdialog, ternyata memiliki wawasan luas serta pintar dalam mengasuh dan mendidik anak.
Ia juga menekankan posyandu adalah ujung tombak dari pencegahan stunting karena difasilitas ini, kondisi kesehatan anak dipantau mulai dari kandungan hingga melahirkan sampai balita.
Widya berharap semua posyandu dapat berfungsi dengan baik, serta dilakukan upaya meningkatan SDM kader Pos Yandu baik melalui pelatihan maupun bimbingan teknis.
“Saya melihat masih banyak petugas posyandu belum melaksanakan tugas dengan baik karena kurangnya pengetahuan,’ akuinya.
Usai memberikan sambutan, Widya Pratiwi didampingi Ketua PKK Kabupaten ibu Cornelia Selsily dan Wakil Bupati Gerson Elieser memberikan bantuan makanan tambahan kepada ibu-ibu di Desa Tifu.
Selanjutnya, Widya bersama Ketua PKK Bursel dan Wabup Gerson meninggalkan Desa Tifu menuju Desa Waemala dengan menggunakan speed.
Dalam kunjungannya ke 2 lokus stunting itu sejumlah pesan penting disampaikan.
Pertama, perlu peningkatan SDM kader Posyandu melalui pelatihan maupun bimtek. Sebab, ia melihat masih banyak dari mereka yang belum melaksanakan tugas secara baik akibat kurangnya pengetahuan.
“Pesan kedua, perkuat kelembagaan dan pembiayaan Posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi dan balita pada Seribu Hari Pertama Kehidupan,” katanya.
Ketiga, lanjutnya, kepala dan perangkat desa lainnya agar memperhatikan dan memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar posyandu dapat berfungsi dengan baik, sehingga posyandu benar-benar berperan dalam upaya pencegahan Stunting.
“Pesan keempat, gunakan kearifan lokal untuk menyelesaikan permasalahan Stunting yang ada di desa,” lanjut Widya.
Di pesan kelima, Widya menyatakan salah satu upaya dalam pencegahan Stunting adalah dengan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan. Dengan begitu, anak akan tumbuh sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk menangkal penyakit.
JFL/BKL