as
as

TNI Fasilitasi Perdamaian Masyarakat di Wamena

TNI Perdamaian Wamena

Koreri.com, Wamena – TNI dari Kodim 1702/Jayawijaya dan Yonif 756/WMS bersama Forkopimda Lapago dari Kabupaten Jayawijaya, Lany Jaya dan Nduga memfasilitasi proses perdamaian konflik yang terjadi antara dua kelompok masyarakat.

Kedua kelompok masyarakat dimaksud masing-masing dari Suku Nduga dan Suku Lany Jaya.

Prosesi perdamaian tersebut berlangsung di lapangan apel Makodim 1702/Jayawijaya, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (15/1/2022).

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Perdamaian oleh masing-masing perwakilan masyarakat dari suku Lany Jaya dan Suku Nduga.

Selain itu juga, dilaksanakan Penandatanganan Surat Pernyataan sikap Pemda dan Monumen Perdamaian Lapago untuk bersama-sama berkomitmen menjaga perdamaian di wilayah Pegunungan Tengah Lapago.

Bupati Jayawijaya Richard Banua, S.E., M. Si., menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berupaya dan berperan dalam kegiatan perdamaian ini.

Juga kepada para kepala daerah wilayah Lapago yang bisa hadir dan duduk bersama-sama untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga perdamaian di Tanah Papua.

Pada kesempatan tersebut, Dandim Letkol Inf. Arif Budi Situmeang menyampaikan bahwa seluruh permasalahan diantara kedua kelompok masyarakat telah diselesaikan dan mulai saat ini tidak ada lagi perang antar suku di Wamena.

“Besar harapan saya agar hal-hal yang telah disepakati pada hari ini dapat dipedomani dan dilaksanakan sehingga tidak ada lagi permasalahan baru dikemudian hari,” harapnya.

Lebih lanjut, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menjelaskan bahwa upaya untuk mendamaikan Suku Nduga dan Suku Lanny Jaya yang terlibat perang suku sejak tanggal 9 Januari 2022, berpedoman pada petunjuk Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono, M.A.

Dimana perdamaian ini dilakukan dengan mengedepankan pembinaan teritorial dan Kkomunikasi sosial dengan melibatkan Pemda, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh Ppemuda dari kedua suku yang berselisih.

Berbagai dinamika yang terjadi selama proses menuju perdamaian, diselesaikan dengan pendekatan yang humanis.

Danrem berharap perdamaian tersebut sebagai tanda berakhirnya konflik yang terjadi khususnya antara kelompok masyarakat dari suku-suku yang ada di wilayah Lapago.

Sebab konflik horizontal yang terjadi beberapa waktu lalu hanya membawa dampak negatif bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam proses dari awal kejadian hingga perdamaian ditandatangani, Korem 172/PWY mengerahkan personel sebanyak 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) yaitu dari Kodim 1702/JWY dan Yonif 756/WMS.

SEO

as