Koreri.com, Sorong– Adira Finance Sorong diduga menggelapkan kendaraan dan penipuan terhadap konsumennya di Kota Sorong, Papua Barat.
Dugaan penggelapan itu berdasarkan laporan polisi nomor : STTLP/B/759/X/2022 di Mapolres Sorong Kota, yang diadukan, Senin (10/10/2022).
Sebelumnya, sekitar bulan Desember tahun 2019, pelapor yang tidak menyebutkan nama melakukan proses pembelian satu unit kendaraan roda empat dengan merk HONDA JAZZ RS-CVT, melalui terlapor yakni jasa Adira Finance dengan kesepakatan Down Payment (DP) sebesar Rp. 100.000.000,-
Adapun angsurannya Rp9.500.000 per bulan selama 36 bulan (3 tahun).
Dalam perjalanan masa pembiayaan, terlapor tetap patuh melakukan kewajibannya untuk tetap mengangsur kredit, dan tercatat hingga Desember 2021.
Meski kondisi pandemi Covid-19 saat itu membuat semua aspek menjadi lumpuh dalam hal financial, namun pelapor tetap berusaha melaksanakan kewajibannya sebagai konsumen yang baik.
Ketua Tim Huasa Hukum pelapor. Iqbal Muhiddin menjelaskan bahwa puncak persoalan terjadi adalah sekitar tanggal 26 Desember 2021, yang mana kendaraan milik kliennya mengalami musibah kecelakaan hingga menyebabkan bagian depan menjadi rusak sehingga harus perbaiki.
“Karena kendaraan tersebut masih dalam tanggungan asuransi, maka klien kami membawa mobil tersebut ke bengkel yang biasa ditunjuk oleh pihak asuransi dengan maksud untuk mengklaim asuransi. Selama menunggu masa perbaikan sekitar Februari dan Maret 2022 . Modus dari pihak adalah Adira membujuk atau meminta untuk dititipkan di gudang penitipan milik Adira ,dan apabila status angsuran lancar mobil diambil dan diperbaiki,“ jelasnya.
Dikatakan Iqbal, setelah kliennya mendapatkan biaya perbaikan dan ingin melunasi angsuran yang tertunggak, kliennya mendapatkan informasi jika mobil tersebut sudah lunas di sistem aplikasi pembayaran Adira.
“Ternyata klien kami mendapatkan informasi jika kendaraan tersebut bukan di gudang milik klien kami. Namun melainkan berada di salah satu showroom di daerah Aimas. Menyikapi adanya kejadian ini, klien kami merasa ditipu dan berdampak pada kerugian materiil yang timbul yaitu biaya yang selama ini dikeluarkan mulai dari uang DP hingga angsuran yang telah berjalan,“ bebernya.
Iqbal menegaskan, kliennya diminta untuk menitipkan kendaraan tersebut melalui komunikasi chat bukan bertemu langsung,. Sejak itu hingga mobil berada di showroom Aimas alias sudah dijual pihaknya sama sekali tidak diberitahu.
Dengan dijualnya/dipindah tangankan unit kendaraan tersebut, sambung Iqbal, terlapor sudah mengesampingkan prinsip FIDUSIA, dan ditambah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019, yang mana termuat jika cedera janji tidak dapat di tentukan secara sepihak dan harus mempunyai kekuatan hukum tetap.
“Kami harap ketika statusnya naik ke sidik, barang bukti berupa mobil itu diamankan ke Polres,” tegasnya.
KENN