Ulasan kami hari ini adalah terkait dengan pengelolaan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa Papua yang sementara menimba ilmu di luar negeri karena adanya curhatan calon generasi penerus Bumi Cenderawasih.
“Beasiswa yang terlambat transfer, dipangkas dan atau beberapa isu lainnya” mengemuka dalam keluh kesah mereka.
Perlu diketahui bahwa program beasiswa ‘luar negeri’ awalnya merupakan salah satu program unggulan yang berada dalam program ‘1000 Doktor’ yang digagas salah satu tokoh terkemuka Barnabas Suebu (mantan Gubernur Papua), merupakan program yang sangat baik bagi regenerasi kepemimpinan dan ketokohan (leadership) di tanah yang kaya ini.
Program tersebut sudah menghasilkan banyak sekali sarjana yang handal dan cakap di bidangnya dan mereka ini kami sebut sebagai generasi emas Papua bersama dengan para penerima beasiswa lainnya yang bersekolah atau pun kuliah di dalam negeri (Indonesia).
Beberapa lulusan yang secara pribadi kami kenal, bahkan menjadi lulusan-lulusan terbaik di kampusnya atau bahkan mahasiswa-mahasiswa terbaik yang seharusnya ditunjang atau didukung secara profesional.
Terbatasnya lapangan kerja di pemerintahan bagi mereka yang telah lulus kuliah, menjadi penghalang bagi mereka untuk mengaplikasikan ilmunya yang telah diambil jauh-jauh dari negara orang untuk kepentingan Papua.
Salah satu ulasan kami tentang program 1000 Doktor dapat dibaca di berita Bangun Tanah Papua Itu Wajib Hukumnya bagi Semua!
Namun dalam konteks ulasan kali ini, kita tidak bicara mengenai serapan kerja bagi mereka, namun hanya pada manajemen dan pengelolaan beasiswa bagi mahasiswa aktif saat ini.
Ulasan kerja bagi mereka akan ditulis dalam artikel terpisah, jadi simak terus Sorotan Redaksi Koreri agar tidak terlewat tulisan-tulisan menarik lainnya dari kami.
Kembali ke topik utama, curhatan beberapa mahasiswa yang sampai ke Redaksi Koreri rata-rata terkait dengan manajemen dan pengelolaan beasiswa khususnya bagi mereka yang menempuh jalur pendidikan di luar negeri.
Dugaan kuat kini mengarah ke aksi sunat – menyunat yang sudah berlangsung lama dan terus terjadi hingga saat ini oleh aksi para oknum pengelola yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) hingga kemudian memaksa kami untuk melakukan investigasi mendalam tentang pengelolaan beasiswa luar negeri oleh Pemerintah Provinsi Papua berdasarkan sejumlah bukti yang telah disampaikan.
Kenapa harus diinvestigasi? Karena ini merupakan salah satu tindakan moral Redaksi Koreri dan juga preventif (pencegahan) demi memutus mata rantai korupsi di segala bidang yang terjadi di Papua atau pun Papua Barat saat ini sehingga tidak tercipta koruptor-koruptor kelas Nusantara lainnya.
Perlu dipertegas kembali, korupsi adalah sebuah kejahatan luar biasa atau “Extraordinary Crime”, kronis dan merusak sendi-sendi kehidupan manusia apapun suku bangsanya, dan bahkan ada indikasi kuat sudah masuk juga ke rumah ibadah yang merupakan tempat sakral semua umat beragama.
Maka tulisan ini menjadi dasar bagi kami untuk melakukan sebuah peperangan rohani besar untuk segera memperbaiki hal-hal yang salah.
Seorang dari tim global kami telah disiapkan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat untuk langsung mewawancarai beberapa mahasiswa dalam rangka mengambil keterangan mereka.
Apabila kalian punya informasi dan bukti tambahan, bisa juga di-share kepada kami dan seperti biasa, kami akan verifikasi semua data yang kami terima.
Ingat, korupsi itu bukan adat kita dan kalau kalian rindu Tanah Papua semakin maju, berkembang di segala bidang dan semakin sejahtera, dukung kami terus!
Kasumasa.
Konten Khusus – Redaksi Koreri