as
as

Jangan Kuatir, Penderita Diabetes Masih Bisa Puasa Asal…

diabetes

Koreri.com, Jakarta – Menurut spesialis penyakit dalam divisi endokrin, metabolik dan diabetes Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Ardy Wildan Sp.PD., Umat muslim pengidap sakit diabetes tidak perlu kuatir untuk menjalankan ibadah puasanya.

Selama masa puasa, mereka (pasien) wajib memperhatikan risiko dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

“Sebelum pasien itu mulai berpuasa idealnya 6 sampai 8 minggu sebelumnya kita hitung risikonya, kita nilai seberapa risiko pasien itu menjalankan puasa dari siklus sedang, berat, maupun sangat berat,” jelasnya dalam diskusi melalui live Instagram RSCM, Senin (20/3/2023).

Ardy menyarankan penderita diabetes untuk mendapat edukasi dan melakukan latihan puasa Senin dan Kamis agar terbiasa terlebih dahulu serta mereka bisa berkonsulasi langsung dengan para dokter untuk menyesuaikan dosis obat diabetes yang akan dikonsumsi selama menjalankan ibadah puasa.

Puasa sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi penderita diabetes karena bisa membantu pengontrolan gula darah dibandingkan saat tidak berpuasa, namun pasien harus tetap memperhatikan resiko terjadinya hipoglikema atau kekurangan gula dan hiperglikema atau kelebihan gula.

“Memang untuk pasien-pasien diabetes yang benar-benar berlebih itu dia ada manfaat untuk mengukur berat badannya karena makannya tidak sebanyak selain bulan Ramadhan, kemudian penelitian menunjukkan bahwa selama puasa itu gulanya lebih stabil dibandingkan pada waktu tidak puasa,” katanya.

Biasanya hipoglikemia bisa terjadi karena pasokan makan yang berkurang sehingga risiko gula darah menurun drastis sangat tinggi atau jika kekurangan cairan atau dehidrasi, tidak meminum obat secara teratur dan makan berlebihan juga bisa menimbulkan risiko hiperglikemia.

Menurutnya, bagi penderita diabetes tipe 1, pasien berusia 61 tahun ke atas dan wanita hamil dengan riwayat diabetes disarankan untuk tidak berpuasa jika berisiko tinggi atau memberatkan ketika berpuasa.

“Kalau misalnya pada pasien-pasien yang menderita diabetes tipe 1 yang harus pakai insulin untuk kebutuhan sehari-harinya memang sarannya tidak puasa dulu tapi tentu kembali masing-masing ke individu, diedukasi untuk pemeriksaan gula darah lebih sering, untuk populasi usia lanjut atau geriatri kita lihat keseluruhannya apakah pasien itu masih cukup sehat atau sudah renta,” jelasnya.

Ardy juga mengingatkan untuk tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan perbanyak makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran, buah-buahan atau salad dan juga menghindari makanan goreangan, minuman manis, dan kopi saat sahur maupun berbuka agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan sehat dan aman.

“Kurma itu boleh dikonsumsi pada buka puasa tapi perlu diperhatikan jumlahnya, kalau satu atau dua cukup aman tapi kalau misalnya terlalu banyak itu meningkatkan gula darah juga. Dan waktu buka puasa di awal langsung air putih dan bisa ditambah kurma satu atau dua. Hindari kopi saat sahur karena pipisnya akan lebih banyak, pada pasien diabetes ada risiko dehidrasi,” tambah Ardy Wildan.

Jangan lupa juga mengkonsumsi air dengan kuantitas yang cukup saat berpuasa yakni satu sampai dua liter sehari, dan tetap minum pada saat melaksanakan shalat tarawih agar tidak dehidrasi.

Selain itu, tetap lakukan olahraga namun pada waktu akan berbuka puasa.

VJR

as