as
as

Miris, Paslon MARI-YO Jadi Korban Isu Sara Jelang Pilgub Papua

IMG 20240828 WA0049

Koreri.com, Jayapura – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua dalam tahapannya telah menerima pendaftaran dua pasangan calon kepala daerah masing-masing Mathius Derek Fakhiri – Aryoko Rumaropen serta Benhur Tomi Mano – Yeremias Bisai.

Terkini, pasangan MARI – YO dikabarkan jadi korban isu sara hingga isu suku dan budaya. Sungguh sangat miris !

Juru Bicara Mathius Fakhiri – Aryoko Rumaropen (MARI-YO) Steve Mara di Kota Jayapura, Selasa (3/9/2024) membenarkan adanya serangan tersebut.

“Jadi pasca pendaftaran ke KPU, pasangan calon kami mendapatkan serangan dengan menggunakan isu agama dan isu suku budaya,” bebernya.

Steve pun mengingatkan bahwa Indonesia ini negara majemuk dan Papua menjadi contoh Indonesia mini, dimana segala suku bangsa berdiam di Provinsi Papua dan bahu-membahu membangun tanah ini menjadi lebih baik.

Ia meminta untuk tidak perlu membawa politik ke dalam agama atau kait-kaitkan suku dalam pemilihan kepala daerah karena pemimpin yang terpilih tidak memimpin satu agama saja atau memimpin satu suku saja.

“Pemimpin yang terpilih di Papua nanti akan mengayomi masyarakat dari semua agama dan semua suku yang mendiami Papua. Jadi isu sara itu tidak akan menolong kita untuk membangun Papua,” imbuh Steve.

Menurut ia, jika isu sara dimainkan untuk menjatuhkan pasangan calon lain, itu hanya akan menebar kebencian, membangun konflik antara agama dan suku, serta merusak citra Papua sebagai tanah damai.

“Kami tim pemenangan MARI-YO tetap menginginkan Pilkada tahun 2024 berjalan dengan damai, dan tidak ada pihak yang dirugikan di dalam Pilkada ini,” tegasnya.

Terpisah, Lintas pemuda yang tergabung dalam naungan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua bersama pengurus cabang dan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menyerukan pesan politik damai dalam proses pesta demokrasi menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Ketua DPD KNPI Provinsi Papua, Benyamin Gurik menolak isu politik identitas dan agama jelang Pilkada 2024.

“Jangan mengunakan isu kedaerahan untuk menghancurkan kita di Papua. Jangan mainkan isu agama yang dapat memecah bela kita, kita jaga persatuan bangsa. Kita memilih orang yang punya track record, itu yang harus dipahami oleh masyarakat,” kata Gurik.

Sementara itu, Ketua KNPI Sarmi Billy Kreuw, juga mengimbau kepada pemuda Tabi Saireri, untuk saling menjaga kedamaian agar Pilkada dapat berjalan baik.

“Dari sisi perbedaan, kami mengharapkan tidak terjadi perbedaan antara suku dan agama, sehingga Pilkada ini dapat berjalan dengan baik,” kata Kreuw.

Ia mengatakan meski telah terjadi pemekaran bukan berarti orang Papua mudah dipecah belah.

“Kita harus tetap satu. Sehingga anak Papua siapa saja yang mencalonkan diri kami pemuda siap mendukung, siapapun yang terpilih dia adalah yang terbaik untuk membangun Papua ke arah yang lebih baik. Kami pemuda siap mendukung anak Papua yang maju di Pilkada Provinsi Papua, kami pemuda nasionalis kami tidak mau ada politik indentitas di tanah ini,” ujarnya.

Ketua Cabang GMKI Jayapura, Lalius Kabak berharap setiap bakal calon tetap mengedepankan politik sehat dan tidak memainkan isu agama maupun identitas.

“Kami berharap kepada tokoh-tokoh agama agar membangun pendidikan politik moral kepada masyarakat,” kata Kabak.

Charli Lagefa, Ketua Badko HMI Papua – Papua Barat juga mengimbau kepada para pemuda dan masyarakat agar tak mudah terprovoskasi yang dapat memecah belah persatuan.

“Pemilu ini adalah pesta demokrasi, kami menjaga kedamaian di Tanah Papua, mari kita bersama jaga Kamtibmas di tanah ini. Masyarakat di Tanah Papua jangan percaya dengan berita-berita hoax itu akan memecah kita. Untuk itu kita minta cerdas dalam bermedia sosial,” tandasnya.

MDF