Koreri.com, Sorong – Kota Sorong jadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi Investasi Hijau (High Level Meeting of Green Investment) Papua dan Papua Barat yang berlangsung di Hotel Swiss-Belhotel, Kamis (27/2/2020).
Pertemuan ini bertujuan menjajaki peluang investasi hijau di dua wilayah tersebut yang berpotensi menghasilkan USD 200 Juta (2,8 Triliun rupiah).
Dan dari potensi itu bisa berdampak pada kesejahteraan 60.000 keluarga di Papua dan Papua Barat .
Acara ini difasilitasi Yayasan Inisiatif Dagang Hijau didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI sebagai kelanjutan serangkaian diskusi Provinsi Papua dan Papua Barat dengan para pelaku bisnis sejak 2018.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan dalam pernyataannya menegaskan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia harus mendatangkan banyak manfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Dalam artian, berdampak pada peningkatan kualitas SDM secara menyeluruh serta memperkuat upaya Indonesia dalam melindungi hutan dan ekosistem yang ada.
“Kita mau sektor swasta berinvestasi pada pembangunan rendah karbon seperti pala, kopi, kakao, dan rumput laut. Jangan ada orang yang merambah hutan lagi, jangan sawit lagi. Kita tidak hanya bicara investasi besar tapi diutamakan agar UMKM berkembang,” tegasnya, di pertemuan itu.
Menteri Luhut juga mengemukakan sejumlah alasan pentingnya investasi hijau di antaranya pembangunan berkelanjutan.
“Dan tentunya memerlukan anggaran yang sangat besar,” sambungnya.
Perlu diketahui, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperhitungkan Indonesia akan membutuhkan anggaran Rp67 triliun untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).
Porsi kontribusi Pemerintah di perkirakan mencapai 62 persen dan sisanya diharapkan berasal dari kontribusi non Pemerintah.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dalam pernyataannya menegaskan bahwa dirinya bersama Gubernur Papua Lukas Enembe berkomitmen melindungi dan menjaga hutan di wilayah masing-masing.
“Pada 4 April 2019 lalu, kami dengan Gubernur Lukas Enembe telah berkomitmen untuk melindungi dan menjaga hutan di Tanah Papua tercinta ini,” tegasnya.
Diakui Mandacan, sekitar 33 persen dari 2,7 juta lahan potensial di luar kawasan hutan telah dimanfaatkan.
“Harapan kami, investasi hijau yang didukung Pemerintah dan pihak swasta kiranya dapat mengubah angka kemiskinan di Papua dan Papua Barat,” harapnya.
Mandacan memastikan bukan hanya SDA saja yang tersedia di Tanah Papua.
“Kami juga menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bekerja seperti dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan terhadap putra putri asli Papua. Sebagian besar dari mereka telah bekerja di kantor-kantor pemerintahan, swasta, dan LNG Tangguh,” tukasnya.
Pertemuan tingkat tinggi ini diharapkan menjadi cikal bakal lahirnya solusi inovatif bagi perlindungan hutan dan pengembangan rantai nilai potensial di Papua dan Papua Barat.
Sejumlah pejabat hadir pada giat ini, diantaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Invetasi RI Luhut Binsar Penjaitan, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Menteri Pertanian Syarul Yasan Limpo, serta Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Bahlil Lahadalia serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanosoedibjo.
Hadir pula, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal dan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.
Tak ketinggalan, 214 orang yang terdiri dari pelaku bisnis, toko adat, dan toko agama, organisasi masyarakat sipil hingga kelompok pemuda berkesempatan hadir pada hajatan nasional tersebut.
JYB