Koreri.com, Jayapura – Pemerintah Kota Jayapura tidak merayakan Natal bersama masyarakat tahun 2020 guna mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di wilayah itu.
Hal ini disampaikan Wali Kota DR. Benhur Tomi Mano, MM saat memimpin rapat kebijakan pencegahan dan penanganan Covid-19 serta kamtibmas jelang Natal dan Tahun Baru 2021, Kamis (10/12/2020).
Giat yang berlangsung di halaman parkir main hall Kantor Wali Kota Jayapura ini turut dihadiri Wawali H. Rustan Saru, Ketua PN Klas 1A Jayapura Khamim Tohari, Wakapolresta AKBP Supraptono, Danramil 1701/09 Kapten Inf. Anton, Sudrajat, Dankal Kalakay Kapten Laut (P) Hairul Rahman, Kabag Hukum Setda Kota Jayapura, Maxi Altanay, Kepala Dinas Kesehatan dr. Ni Nyoman Sri Antari, Ketua PGGS Pdt. James Wambrauw, Ketua API Jayapura Pdt. Jerry Rahakbauw, mewakili Ketua MUI H. Paltino, Ketua PC Muhammadiyah H. Sukaryanto, Ketua PCNU Jayapura Muhammad Syaiful.
“Perayaan Natal tahun ini saya tidak open house maupun perayaan Natal Pemerintah Kota dan Masyarakat. Apabila ada kerukunan hendak merayakan, harus ada izin dan dilaksanakan di dalam gedung,” terangnya.
Dikatakan, data jumlah kumulatif positif dari Maret hingga Desember 2020 sebanyak 5.784 orang dengan rincian sembuh 5.156 orang, dirawat 529 orang dan meninggal dunia 99 orang.
“Dari jumlah terakhir yang saat ini positif terdapat 529 orang dan dirawat di RS Bhayangkara, RS Dok II, RS Aryoko dan 226 diantaranya dirawat di LPMP Kotaraja serta dirujuk 4 orang,” rincinya.
Melihat tingkat kesembuhan cukup tinggi, direncanakan dalam beberapa minggu ke depan tempat perawatan di LPMP akan ditutup.
Pria yang akrab disapa BTM ini kembali menekankan untuk tempat ibadah maupun toko hingga mall besar harus menerapkan protokol kesehatan.
“Tempat ibadah harus diberikan himbauan dan pengawasan ketat serta acara pernikahan juga harus diperketat dengan membatasi undangan yang hadir,” tekannya.
Selain itu juga, untuk acara pernikahan harus ada rekomendasi dari tim Gugus Tugas Kota Jayapura dan surat izin keramaian dari kepolisian.
“Dalam bulan Desember 2020 ini saya harapkan tidak ada tindakan intoleran di Kota Jayapura. Kota ini merupakan honai kita bersama dan telah terjalin toleransi antar umat beragama sehingga saya berharap kita saling menghargai dan menjaga keharmonisan yang telah dibangun bersama, kita semua adalah satu dalam Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda namun kita semua tetap satu,” tegasnya.
BTM juga mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama mengawal dan menjaga kamtibmas agar tetap kondusif menjelang perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Kota Jayapura.
Kapolresta Jayapura Kota, AKBP Gustav R. Urbinas, mengatakan hidup dalam negara hukum segala sesuatu sudah diatur berdasarkan hukum, namun keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.
Undang-undang mengatur orang dalam menyampaikan pendapat di muka umum namun saat ini mengingat dalam masa pandemi.
“Sehingga dari awal kami tidak memberikan ijin demo di Kota Jayapura karena keselamatan masyarakat banyak yang kami prioritaskan,” sambungnya.
Lanjut Kapolresta, dalam menyongsong perayaan Natal, pihaknya berharap semua bisa berperan menciptakan situasi keamanan agar selalu kondusif dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
Ia mengaku mendukung ibadah perayaan Natal berlangsung dalam gedung karena apabila dilakukan di luar ruangan maka Jemaat yang hadir tidak bisa dibatasi.
“Saya berharap setiap instansi atau lembaga yang hendak melakukan kegiatan harus membuat surat ijin keramaian dan mengikuti prosedur yang ada, Kota Jayapura ini merupakan barometer Papua dan kami pihak kepolisian akan tetap tegas dalam menegakkan hukum” tegas Kapolresta.
Ia juga meminta agar situasi keamanan tetap terjaga karena saat ini beberapa daerah di luar kota Jayapura sedang melaksanakan Pilkada dan tahapan perhitungan suara.
“Saya ucapkan terimakasih kepada para tokoh agama atas tekad dan komitmennya untuk bersama-sama bersinergis menjaga toleransi antar umat beragama dengan baik di kota Jayapura dan saya juga berharap semua tidak terpengaruh dengan isu maupun perkembangan informasi dari luar yang bisa merusak toleransi yang sudah terjalin dengan baik,” pungkasnya.
VER