Gandong 4 Negeri Gelar Aksi Demo di 3 Lokasi, Ini Tuntutannya

BKAH Aksi Demo Tuntut Konflik Kariu Ori selesai2

Koreri.com, Ambon – Sekitar dua ratusan warga segandong asal 4 negeri dari Booy, Aboru, Kariu, dan Hualoi (BKAH) mengelar aksi ujuk rasa secara marathon pada 3 lokasi yakni di kantor Gubernur Maluku, Mapolda Maluku dan DPRD Maluku, Rabu (9/2/2022 ).

Aksi demo ini dipimpin langsung oleh Komarudin Tubaka.

Setibanya di kantor DPRD Provinsi Maluku, peserta aksi meminta kepada Ketua dan seluruh anggota Dewan mendesak Gubernur Murad Ismail turun langsung ke Kariu.

Mereka juga mendesak pihak Kepolisian segera menangkap pelaku pembacokan dan penyerang warga Kariu, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, 25 Januari 2022.

Tak hanya itu, pihak TNI dan Polri, juga diminta segera membangun pos perbatasan antara Ori dan Kariu, sebelum warga Kariu, yang mengungsi di Aboru kembali ke desa asalnya.

Para pendemo juga meminta pemerintah segera membangun rumah mereka yang terbakar.

“Kalau tuntutan kami tidak direspon, kami akan kembali dengan aksi yang lebih banyak,” ancam pendemo.

Pendemo mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk secepatnya memulangkan masyarakat Kariu ke negerinya dalam waktu yang secepatnya paling lambat  Maret 2022.

Sesegera mungkin Pemerintah Provinsi Maluku merealisasikan dana anggaran pembangunan  Rumah warga Negeri Adat Kariu.

Mendesak Kapolda Maluku dan Pangdam Pattimurra untuk mendirikan Pos keamanan secara parmanen di perbatasan Negeri Kariu-Pelau, Kariu-Dusun Ori, sesuai dengan pernyataan mereka.

Mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk secepatnya membangun rumah masyarakat Negeri Adat Kariu yang terbakar saat penyerangan oleh masyarakat Pelau/Ori sejak 26 Januari 2022.

Mendesak Kapolda Maluku untuk menangkap oknum pembacokan terhadap warga Negeri Kariu yang terjadi pada Selasa (25/1/2022) oleh warga dusun Ori.

Mendesak Kapolda Maluku segera menangkap pelaku penyerangan dan pembakaran rumah warga dan 2 Rumah Ibadah ( Gereja ) di antaranya Gereja Sidang Jemaat Allah dan Gereja GPM Lama warga Kariu.

Mendesak Kapolda Maluku untuk mengevaluasi Kapolsek Pulau Haruku, Kanit Intel Polsek Haruku dan Bhabinkamtimbas yang diduga terlibat pada insiden penyerangan Negeri adat Kariu.

Mendesak aparatur Negara dalam hal ini adalah TNI/POLRI untuk segera melakukan pemeriksaan dan penggeledahan warga Pelau dan Ori terkait  penggunaan senjata api berupa senjata mesin (organik) dan segera menangkap oknum-oknum yang dengan sengaja menggunakan senjata api tanpa izin.

“Jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan kembali dengan massa yang lebih besar dengan mungkin saja aksi yang tidak terkendali,” kembali ancam pendemo.

Sekitar pukul 13.10 WIT, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury, dan sejumlah anggota Dewan menemui para pendemo.

“Saya mengucapkan terima kasih karena aspirasi yang disampaikan sesuai jalur dengan mendatangi DPRD Provinsi Maluku,” ucapnya.

Lucky mengaku, aspirasi yang disampaikan telah disikapi. Kata dia, Komisi I telah memanggil  Kapolda dan Pangdam guna sikapi konflik yang terjadi.

”Hasilnya disepakati akan di bangun pos di perbatasan Kariu – Ori,” terangnya.

Lucky juga mengaku, Komisi III DPRD Provinsi Maluku telah melakukan rapat dengan mitra terkait di Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah, agar rumah warga Kariu segera dibangun.

“Kami dalam waktu dekat akan turun ke Aboru. Kami berharap warga Kariu segera kembali. Kami tidak tinggal diam DPRD Maluku, kami ada bersama basudara semua,” tukasnya.

JFL