GPKAI Gelar KKR dan Seminar, Ketua DPR-PB Sampaikan Materi Peranan Gereja Dalam Dinamika Politik 2024

IMG 20230627 WA0162
Kegiatan KKR dan Seminar MD GPKAI Jemaat Laharoi Noak Mbenti, Menyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.(Foto : Istimewa)

as

Koreri.com, Manokwari– Untuk membangkitkan semangat kerohanian anak Tuhan di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat maka Majelis Daerah Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) melaksanakan agenda rutin setiap tahunnya oleh setiap gembala sidang.

GPKAI Jemaat Laharoi Noak Mbenti Menyambouw melaksanakan KKR dan Seminar selama 5 hari dari tanggal 21 sampai 25 Juni 2023, salah satu pemateri yaitu Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor,S.IP dengan meterinya peranan gereja dalam dinamika politik 2024.

Kegiatan KKR dan seminar ini dihadiri ratusan jemaat termasuk semua unsur baik pemerintah maupun dewan perwakilan rakyat daerah dan masyarakat setempat.

Dalam ibadah KKR dan Seminar itu Hamba Tuhan menyampaikan Firman Tuhan tentang pengaruhnya teknologi, Miras dan narkoba ditengah kehidupan generasi saat ini, karena itu perlu disikapi agar dihentikan.

GPKAI Gelar KKRKetua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor mengatakan materi yang disampaikan tentang bagaimana peranan dalam dinamika menghadapi pesta politik 2024 maka Gereja hadir dan turut menciptakan kondisi yang aman sehingga pelaksanaan pemilu serentak nanti di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat dan juga indonesia berjalan dengan baik, menciptakan wakil rakyat, presiden dan kepala daerah yang amanah.

“Sudah barang tentu gereja bersama dengan pemerintah menciptakan kondisi yang aman, tentram dan damai di tahun 2024,”ucap Wonggor kepada media ini melalui telpon celulernya, Selasa (27/6/2023) malam.

Lebih lanjut dijelaskan politisi Golkar ini bahwa dengan kemajuan IPTEK yang cukup signifikan maka pemerintah dan gereja mendorong agar jemaat GKPAI sudah menggunakan teknologi, pasalnya saat ini tes CPNS tidak menggunakan cara yang lama namun kecanggihan mengharuskan masyarakat meninggalkan kebiasaan lama.

“Bagaimana melihat peluang ini mengubah kebiasaan lama untuk menyesuaikan teknologi yang berkembang dan mau tidak mau kita sudah siap menyesuaikan diri,” ujarnya.

GPKAI Gelar KKR2Wonggor juga menekankan tentang perkawinan di usia dini karena daerah pedalaman seperti Kabupaten Pegunungan Arfak ini rentan terjadi pernikahan dibawa umur, hal ini perlu dihindar dan harus sesuai dengan aturan pemerintah karena pertimbangan kesehatan fisik dan faktor ekonomi.

Karena proses pernikahan dan kehidupan rumah tangga setiap hari bukan sekedar seks tetapi kesiapan mental suami istri sudah matang untuk menjalani bersama.

Persoalan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem yang saat ini gencar ditekan pemerintah pusat dan Provinsi Papua Barat menjadi salah satu materi khusus yang disampaikan ketua DPR Papua Barat dalam kegiatan KKR dan seminar tersebut.

Dikatakan Wonggor, di wilayah pedalaman gereja juga dilibatkan untuk mengurangi angka stunting mulai dari sekolah minggu sudah disiapkan makanan bergizi, selain itu anak-anak sekolah dasar diberikan makanan bergizi dengan melibatkan Pustu atau Polindes.

“Pelatihan yang diberikan oleh ibu-ibu PKK kelompok potensi lokal yang ada di daerah Pegaf seperti wortel, kentang dan sayur-sayuran, dagingan untuk proses pengurangan stunting itu,” tambahnya.

KENN

as