Koreri.com, Timika (29/1) – Puskesmas Timika di Kabupaten Mimika, Papua mulai meningkatkan kewaspadaan terkait peningkatan jumlah kasus kusta dalam dua tahun terakhir.
Maria Yosinta Rahangiar selaku Kepala Puskesmas Timika, Senin, menjelaskan bahwa pada 2017 telah ditemukan sebanyak 27 kasus baru terhadap lebih dari 60 kasus kusta yang ditemukan pada 2016.
“Kusta sebetulnya penyakit lama yang sudah langka tapi sekarang muncul kembali. Sama seperti kasus frambusia, filariasis atau kaki gajah, kusta sekarang sudah mulai banyak di Timika sehingga perlu diwaspadai penularannya,” kata Maria.
Kasus kusta terbanyak sejauh ini ditemukan di wilayah Kelurahan Koperapoka, terutama di kawasan Gorong-gorong dan temuannya didasarkan atas jumlah pasien yang memeriksakan diri ke Puskesmas Timika serta sebagian lagi ditemukan dalam kunjungan ke rumah pasien.
“Tidak semuanya yang terkena itu masyarakat asli dari wilayah pesisir, karena juga ada warga pendatang non Papua. Petugas kami sering menemukan mereka, hanya saja mereka tidak mau datang berobat ke Puskesmas,” jelasnya.
Sejauh ini, cara terbaik untuk mengatasi peningkatan penyebaran kusta yakni pengobatan secara tuntas dengan meminum obat secara teratur bagi pasien yang tertular karena potensi menular dalam anggota keluarga pasien cukup tinggi.
Selain wilayah Koperapoka, kasus kusta di Mimika juga ditemukan di wilayah Puskesmas Wania dan di beberapa kampung lain di wilayah pesisir barat Mimika dengan area Mumugu, Asmat sebagai wilayah kasus tertinggi kusta di Papua.
Pemerintah dengan bekerja sama dengan Keuskupan Agats, Asmat telah membangun sebuah pusat rehabilitasi kusta yang dikelola oleh para suster dari biara Putri Reinha Rosari (PRR) untuk merawat para pasien kusta hingga sembuh di Mumugu.
MP-RR
Komentar Anda