Koreri.com (21/7) – Sebuah serangan siber tengah dialami Pemerintah Singapura berdasarkan pernyataan resmi pemerintah negara itu, Jumat (20/7).
Serangan tersebut menargetkan informasi pribadi sebanyak 1,5 juta orang termasuk data Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Serangan itu, diakui Pemerintah Singapura sebagai serangan siber paling serius terhadap data pribadi yang pernah dialami negara kecil itu dan terjadi disaat ASEAN dan Singapura sedang mengampanyekan keamanan siber sebagai prioritas utama.
Seperti diketahui, Singapura menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara anggota ASEAN tahun ini.
“Investigasi yang dilakukan oleh CSA yang membawahi masalah keamanan jaringan di Singapura bersama dengan badan informasi kesehatan terintegrasi negara itu (IHiS) menyatakan bahwa serangan siber itu telah dilakukan secara hati-hati, dengan target yang sudah ditentukan serta terencana dengan baik,” berdasarkan pernyataan resmi Pemerintah Singapura.
“Serangan itu bukan serangan serampangan atau dilakukan oleh grup-grup biasa,” berdasarkan pernyataan resmi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informasi negara itu.
Sebanyak 1,5 juta data pasien yang mengunjungi klinik antara Mei 2015 dan Juli 2018 telah diakses secara ilegal dan dikopi.
Para penyerang secara spesifik dan berulang kali menarget data pribadi Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan informasi medisnya.
Sebuah komite terkait hal ini akan dibentuk dan segera menindak-lanjuti penguatan sistem informasi milik pemerintah terhadap serangan siber.
Sejauh ini belum ada pernyataan siapa atau kelompok mana yang bertanggung-jawab atas serangan serius itu.
Perdana Menteri Lee, dalam sebuah unggahan di Facebook menyatakan bahwa pencurian data pribadinya bukan sesuatu yang terjadi tanpa disengaja dan Ia sendiri tidak mengetahui informasi apa saja yang ditargetkan para hacker itu.
ARD
Dilaporkan oleh: Jack Kim
Sumber: Reuters.com