Koreri.com, Jayapura – Dua kampung di Kabupaten Jayawijaya terlibat bentrok, Rabu (19/8/2020) sekitar pukul 16.20 waktu setempat.
Bentrok yang terjadi antar warga masyarakat Kampung Pelebaga dan Meagama, Distrik Hubikosi itu mengakibatkan 10 honai warga terbakar dan 5 orang mengalami luka akibat kejadian tersebut.
Para korban luka sementara ini menjalani perawat di Klinik Batalyon 756.
Adapun identitas para korban yaitu, Oni Wenda (30), warga Kampung Meagama, mengalami luka panah pada lengan kanan, Isak Elopere (28) Kampung Sakma mengalami luka panah pada telapak kaki kanan, Huwe Miyage (35) Kampung Kukimo mengalamj luka panah dilutut kanan, Deki Kossay (20) alamat Kampung Meagama mengalami luka pada perut dan Asalaus Miaga (23) alamat Kampung Meagama mengalami luka panah paha kiri.
Kapolres dan Dandim serta Bupati Jayawijaya bergerak cepat mengatasi persoalan tersebut.
Ketiganya langsung melakukan koordinasi dengan para tokoh kedua kampung yang bertikai agar bentrok itu tidak meluas.
Untuk pengamanan, Polres Jayawijaya di back-up Brimob, Kodim 1702 dan Batalyon 756/WMS telah melakukan penyekatan di kedua kampung tersebut untuk mengantisipasi adanya bentrokan susulan.
Diimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi untuk mengganggu kamtibmas di Kabupaten Jayawijaya.
Kepolisian akan bekerja secara profesional untuk mengungkap para pelaku.
“Mari kita bersama-sama menjaga kamtibmas di Kabupaten Jayawijaya ini agar tetap aman dan kondusif sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan normal,” imbau Kapolres AKBP Dominggus Rumaropen.
Sementara itu, bentrok tersebut diduga dipicu kematian dua warga pada dua tempat berbeda yakni di Jalan Trans Wamena – Tiom dan Jalan Safri Darwin tepatnya di depan Gahara Wamena.
Kapolda Papua Drs. Paulus Waterpauw mengatakan latar belakang terjadinya dua kasus pembunuhan yang terjadi di Wamena berawal pada Juli 2020. Dimana salah satu warga atas nama Kikay Kalolik (60) yang diduga mengalami gangguan jiwa tinggal di Kampung Meagama hilang dan baru ditemukan pada 18 Agustus 2020 dalam kondisi meninggal dunia.
Atas kejadian tersebut, keluarga korban merasa yang bertanggung jawab atas meninggalnya korban adalah Kepala Kampung Meagama Ismail Elopere (40).
Sekelompok warga kemudian melakukan tindakan kekerasan terhadap Kepala Kampung hingga meninggal dunia pada hari Selasa (18/8/2020) sekitar pukul 17.05 Wit di Jalan Trans Wamena – Tiom.
Kemudian pada pukul 19. 30 Wit kembali terjadi penganiayaan terhadap korban atas nama Yarius Elopere (25) hingga meninggal dunia. Penganiayaan tersebut diduga dilakukan oleh 5 orang warga masyarakat di Jalan Safri Darwin tepatnya di depan Gahara Wamena.
Kematian dua warga Kampung Meagama inilah yang kemudian memicu terjadinya bentrok antara warga setempat dengan masyarakat Kampung Pelebaga, Distrik Hubikosi hingga mengakibatkan 10 honai warga terbakar dan 5 orang mengalami luka akibat terkena panah.
Identitas pelaku para pelaku hingga saat ini masih dalam penyelidikan.
Tindakan kepolisian yang dilakukan yakni menerima laporan, mendatangi dan olah TKP, mengevakuasi korban ke rumah sakit, melakukan koordinasi dengan TNI dan Pemda, melakukan pendekatan terhadap para tokoh, melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Kasus tersebut kini dalam penanganan Polres Jayawijaya.
OZIE