Koreri.com, Ambon – Prosesi pengambilan air di Batang Air Eti sebagai salah satu sungai yang memiliki nilai historis untuk masyarakat di Pulau Seram Nusa Ina melengkapi proses peresmian kantor Polda Maluku di kawasan Tantui, Kota Ambon.
Dilain sisi, prosesi tersebut merupakan momentum untuk menyatukan masyarakat adat 7 Negeri di wilayah Batang air Eti untuk pasawari menghormati leluhur.
Oktovina Nunuela, sebagai Pejabat Negeri Eti mengatakan proses yang melibatkan 7 Negeri sebagai anak – anak Batang air Eti seperti Negeri Eti, Luhu, Kawa, Mornateng, Waisamahu, Layueng dan Morkau adalah suatu momentum yang langkah karena semua pemangku adat dan Pemerintah dapat berbaur secara adat.
“Kami adalah bagian dari anak – anak Eti dan momentum hari ini adalah bagian dari kita membagun silaturahmi baik secara orang sudara, adik dengan kakak. Dan saya mau kedepan kami semakin rukun, semakin eksis dan kami semakin damai,” harapnya, Jumat (12/8/2022).
Kedepan juga Nunuela berharap bisa terus memperjuangkan hak-hak Batang air Eti dan menjaga hak-hak adat di bumi Nusa Ina ini.
Dikesempatan itu juga menurut Perwakilan Tokoh Adat Negeri Luhu, Hasan Waliulu bahwa proses di kawasan Batang air Eti ini kesempatan yang sangat langkah sehingga anak-anak Eti bisa berjumpa pada titik yang hitoris berkaitan dengan asal usul 7 Negeri yang ada.
“Saya juga sangat apresiasi pemilihan air Eti dalam peresmian kantor Polda Maluku,” ucapnya.
Senada dengan itu juga, Raja Negeri Waesamu Marthen Riripoy menekankan kegiatan ini dijadikan acuan memperkokoh hubungan dan koalisi sosial sebagai anak-anak adat dan semua masyarakat di bumi Saka Mese Nusa.
“Harapan saya jangan kebersamaan kita hanya sekarang ini saja, tapi marilah kita membangun kebersamaan antara anak-anak Batang air Eti karena itu sangat diperlukan. Sehingga kedepan kebersamaan itu terus ada serta terjaga kerukunan dan keharmonisan,” harapnya.
Pengambilan air ini berlangsung mulai pukul 00.00 WIT.
Acara sakral itu didahului komunikasi dengan leluhur oleh pemangku adat dalam bahasa tanah atau Kapata.
JFL