KKB Mulai Kesulitan Makanan dan Amunisi

kkb facebook 1
Kelompok Kriminal Bersenjata Papua / Sumber : Facebook

Koreri.com, Jayapura – Pemicu kasus penembakan yang terjadi di Puncak Ilaga dinilai memiliki kesamaan motif sebagaimana yang terjadi di Intan Jaya.

Dalam hal ini, gerombolan pengacau ini sudah mulai kesulitan dari segi bahan makanan dan amunisi sehingga melakukan pergerakan perseorangan.

Hal itu disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw, Rabu (10/2/2021).

“Karena itu, kami dari Polda Papua mengambil langkah-langkah cepat untuk bagaimana menggerakan satuan di daerah Teritorial baik di Polres Puncak dan Intan Jaya. Bahkan kami akan tingkatkan razia dan operasi guna mempersempit ruang gerak kelompok tersebut,” tegasnya mengecek kondisi korban penembakan oleh KKB Intan Jaya, di RSUD Timika Kabupaten Mimika, Rabu (10/2/2021).

Terkait penembakan di Intan Jaya, pihaknya menduga dilakukan oleh seseorang dari kelompok Undius Kogoya.

“Identifikasi pelaku dari kelompok Undius Kogoya sudah kami dapatkan dan keterangan dari beberapa saksi bahwa mereka mengenal pelaku dan keseharianya tidak jauh dari rumah korban, tapi entah apa yang menyebabkan pelaku melakukan kekerasan kepada korban,” urainya.

Modusnya ketika pelaku datang, ingin menjual minyak tanah ke warung milik korban. Namun saat istri korban sedang menyiapkan jerigen tiba-tiba terdengar suara tembakan senjata api, diduga jenis laras pendek.

“Dengan adanya identifikasi atau identitas pelaku ini secara jelas kita akan mempercepat upaya dari Tim atau Satuan Tugas dalam rangka penindakan hukum, untuk mencari dan menangkap pelaku ini. Semoga cepat ditangkap. Kalau perintah saya hanya dua pilihan, tangkap kalau bisa ditangkap kalau tidak ditindak tegas terukur dengan SOP kita. Karena dia sudah melakukan kekerasan yang mengakibatkan keresahan bagi warga masyarakat disekitar Kota Sugapa dan Kabupaten Intan Jaya pada umumnya,” tegasnya lagi.

Untuk kondisi korban, setelah dikonfirmasi oleh pihak dokter bahwa korban saat ini kondisnya sudah lebih baik, tidak ditemukan proyektil yang tersimpan di tubuh korban sehingga memudahkan pihak Dokter dalam penanganan medis.

“Saya prihatin dengan kejadian di Ilaga, apalagi korban berkerja sebagi tukang ojek yang mana jasanya cukup membantu masyarakat dalam berpergian jarak jauh disana. Saat ini jenazah korban telah diterbangkan ke Kampung halamannya di Makassar untuk disemayamkan,” pungkasnya.

AND