as
as

RSUD Dok 2 Jayapura Ditarget Jadi “Medical Tourism” di Asia Pasifik

RSUD Dok 2 Jayapura Hijau
RSUD Dok II Jayapura

Koreri.com, Jayapura – Direktur RSUD Dok II Jayapura, drg. Aloysius Giyai, bertekad untuk merubah kesan RSUD Dok 2 yang selama ini kurang maksimal dalam pelayanan, menjadi rumah sakit Medical Tourisme di  Asia Pasifik.

Ia mempunyai mimpi besar menjadikan fasilitas kesehatan milik Pemerintah Provinsi Papua ini, sebagai RS dengan pelayanan terbaik, sehingga setiap orang sakit tak perlu berobat ke luar Papua, maupun luar negeri.

“Medical Turisme artinya, rumah sakit yang memiliki daya tarik, sehingga orang mau datang berlomba-lomba untuk berobat di sini, itu sudah visi saya,” beber Giyai kepada wartawan di Jayapura, Rabu (9/9/2020).

Dokter Alo, sapaan akrabnya ingin setiap pasien yang menderita penyakit kronis, bisa dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura, tidak harus berobat ke Malaysia dan Singapura¸ dan hal tersebut sudah menjadi visi dirinya sebagai pimpinan pada RSUD Dok 2 Jayapura.

“Kita hilangkan kesan, pasien yang gawat dikirim ke Malasya, RS Elizabeth Singapura, di sini bisa! Cuma kita mau berubah atau tidak, itu semua tergantung dari pemimpin. Dan saya dipercayakan oleh negara, menjadi pimpinan disini, tiga tahun lagi kita ihat, ini kan saya baru tiga bulan,” sambungnya.

Untuk meningkatkan pelayanan RS, ia berencana memberikan penghargaan kepada karyawan maupun unit terbaik, dalam memberikan pelayanan, dan hal tersebut akan diberikan langsung oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.

“Saya akan berikan malam penghargaan  kepada staf saya, dan unit yang terbaik dalam pelayanan, untuk merubah rumah sakit, saya akan minta kepada Gubernur untuk memberikan penghargaan kepada staf saya yang teladan, di satu tahun kepemimpnan saya,” ungkapnya

Menurut mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini, pelayanan adalah hal pertama yang harus dibenahi, sehingga setiap pelayanan dapat berjalan dengan baik, sebagai seorang Direktur ia seharusnya bisa mengetahui segala aktivitas di rumah sakit.

“Yang harus dibenahi adalah, mekanisme mutu pelayanan rumah sakit, penyerapan aplikasi online, orang lain sudah terbang ke angkasa, kita masih manual,  jadi sehrusnya saya harus bis monitior, obat keluar berapa, di UGD bagaimana,  selama ini kan tidak ada, pasen BPJS, dan KPS berapa, ini kan harus saya tau,’ pungkasnya.

Untuk mewujudkan visinya tersebut, ia membutuhkan anggaran sebesar Rp.1,5 trilyun, dan saat ini ia telah menggunakan, Rp. 200 juta.

Ia optimis ditiga tahun masa kepeimpinannya, sisa anggaran Rp.1,3 triyun tersebut bisa terserap untuk merubah RSUD Dok 2 Jayapura.

“Anggaran 1,5 triliun, saya sudah pakai 200 dan sisanya 1,3 triliun yang mana ini kalau saya bagi dalam 3 tahun habis mulai dari SDM, sistem pelayanan, peralatanya, gedungnya, fasilitas serta sarana prasarananya. Dan orang akan datang untuk selfi di sini, dengan visi saya, rumah sakit ini harus jadi medical tourism,” pungkasnya.

OZIE

as