Koreri.com, Manokwari – Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bertolak ke Kota Sorong untuk meninjau lokasi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah itu.
Ditemui usai melantik tiga penjabat kepala daerah di Manokwari, Selasa (23/8/2022), Waterpauw mengaku belum mendapatkan laporan rinci terkait sebab musabab terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah kawasan di Kota Sorong.
“Saya belum tahu penyebabnya, tapi dari gambar yang dikirim ke saya, airnya cukup deras. Saya akan berangkat ke sana untuk mengecek langsung bersama dengan tim dari BPBD provinsi,” kata Waterpauw.
Purnawirawan Polri berpangkat Komisaris Jenderal Polisi itu memastikan korban terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Sorong segera mendapat penanganan secepatnya.
Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone mengatakan Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul terjadinya banjir dan tanah longsor di wilayah itu akibat hujan deras sejak Selasa dini hari.
Status tanggap darurat bencana di Kota Sorong berlaku selama 14 hari terhitung mulai Selasa ini hingga 5 September 2022.
Pemkot juga telah membuka posko tanggap darurat penanggulangan bencana di halaman Kantor Wali Kota Sorong.
Herlin mengatakan bahwa BPBD juga berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan, Kepolisian dan TNI dalam memantau dampak bencana serta mengevakuasi korban bencana.
Menurut data BPBD Kota Sorong, tanah longsor telah menyebabkan dua orang meninggal dunia, dua orang terluka, serta dua rumah rusak, dan banjir menyebabkan ribuan rumah warga tergenang di bagian wilayah Kota Sorong.
Pada Selasa sore banjir yang melanda sebagian wilayah itu sudah mulai surut.
Namun, Herlin mengimbau warga tetap waspada karena curah hujan masih tinggi menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
ZAN