as
as

KMAN VI : Sarasehan di Kampung Nendali Netar Bakal Usung Isu Ini

IMG 20220920 WA0002

Koreri.com, Jayapura –  Kampung Nendali Netar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura menjadi  salah satu lokasi Serasehan pada helatan Kongres Masyarakat Adat Nusantara KMAN VI yang akan berlangsung di Tanah Tabi, Oktober mendatang.

Perampasan Tanah Adat akan jadi isu strategis yang disepakati Ondofolo dan Khoselo Kampung Nendali dalam sarasehan dimaksud.

as

“Kami masyarakat adat selalu dirugikan. Hak-hak kami, berupa tanah, ‘dirampas’ dengan alasan pembangunan. Tapi kami tidak pernah dihargai. Hak-hak dan martabat kami diinjak-injak. Tanah kami sekitar 320 hektar dipakai oleh pemerintah dan swasta tanpa ada kompensasi sedikitpun. Untuk itu, kami akan mendorong isu “perampasan tanah adat” supaya menjadi sorotan dalam serasehan di Kampung Nendali,” ungkap Ondofolo Nendali Yanpiet Ebha Wally didamping tiga orang khoselonya, di Kampung Nendali Netar, Jumat (16/9/2022).

Menurut Yanpiet, serasehan ini menjadi momen penting untuk bisa melaporkan ke Pemerintah.

“Bahwa ada hak-hak tanah adat kami yang diabaikan “ tegasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan salah satu Khoselo (kepala suku) Enabhu Kampung Nendali, Erick Wally.

“Bahwa tanah adalah ibu kandung kami. Tanah adalah harga diri kami. Kalau tanah kami dirampas, maka harga diri kami pun dirampas. Kami masyarakat adat telah lebih dulu ada sebelum adanya Negara. Jadi kami mohon, kepada semua pihak untuk menghargai dan mengakui keberadaan kami,” ungkap Erick Wally.

Jeritan yang sama juga terdengar dari Suku Namblong di Lembah Grime Nawa.

Matheus Saw, Ketua Dewan Adat Suku Namblong mengungkapkan, bahwa tindakan perampasan lahan yang dialami Masyarakat Hukum Adat Namblong di Lembah Grime Nawa perlu menjadi perhatian semua pihak, termasuk pada pelaksanaan Kongres KMAN VI ini.

“Ada ribuan hektar tanah kami telah diklaim oleh Investor untuk kepentingan perkebunan kelapa sawit,” ungkap Matheus Saw.

RED

as