Koreri.com, Maybrat – Dalam melaksanakan agenda reses III tahun 2022, anggota DPR Papua Barat Agustinus R. Kambuaya,S.IP menggelar berbagi kasih kepada warga pengungsi di Kabupaten Maybrat.
Anggota fraksi Otonomi khusus DPR Papua Barat periode 2019-2024 itu mengunjungi warga empat distrik di Aifat Timur yang mengungsi dan tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Maybrat, Kamis (10/11/2022)
Hadir juga Ketua Forum Komunikasi Antara Umat Beragama Kab. Maybrat, Ketua DAP Maybrat, Tokoh Gereja Katolik, Kepala Distrik Aifat Timur Selatan dan Aifat Timur dan tokoh Pemuda Lainnya.
Pada kesempatan reses tersebut Agustinus R.Kambuaya membagikan 300 bingkisan kepada warga pengungsi korban konflik setahun silam, berlangsung di Kantor Kampung Kumurkek, mendengar langsung cerita suka dan duka, susahnya warga pengungsi mereka mengisahkan kondisi keberadaan selama satu tahun tiga bulan ini.
Warga pengungsi mengeluhkan bahwa sudah lama meninggalkan kampung halamannya sehingga merasa keberadaan di tempat pengungsian menjadi beban bagi warga kampung dimana mereka berada seperti Kumurkek, Ayawasi, Kokas, Susumuk bahkan ada yang merantau ke Kota dan Kabupaten Sorong.
“Kehidupan mereka memulai dari nol. Mereka tidak punya kebun, anak-anak tidak bisa bersekolah, lingkungan Aifat Timur Tempat Mereka Berbeda dengan Daerah lain. Mereka sulit beradaptasi apalagi berusaha, berkebun dan seterusnya. Kehidupan sehari-hari di tempat pengungsian membutuhkan uang. Masa konflik ada 300 anak sekolah korban karena tidak bisa mengikuti pendidikan dengan baik,” jelas Agustinus Kambuaya melalui keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Jumat (11/11/2022).
Warga Aifat Timur juga mengeluhkan bahwa pada awal-awal memang bantuan berjalan selama 3 bulan pertama dengan baik, namun belakangan sudah 1 Tahun 3 bulan keberadaan mereka sudah tidak menjadi perhatian baik pemerintah, Gereja bahkan sesama masyarakat, Mereka harus menjalani hidup sendiri.
Tokoh Aifat Timur Melkias Momao menyampaikan bahwa situasi pengungsi ini sulit dipastikan kapan berakhir, konflik sosial dan politik bukan bencana alam atau relokasi warga untuk pembangunan.
Momao menyarankan kepada Anggota DPRPB Fraksi Otsus Agustinus R. Kambuaya supaya dapat menyampaikan kepada semua pihak bahwa perlu ada solusi permanen agar warga ada kepastian untuk bisa pulang.
“Jika belum ada solusi yang permanen dari semua pihak, selama itu juga status warga Aifat timur Jauh akan tetap jadi pengungsi. Ini Bagian penting yang perlu di ingat bahwa Perlu ada solusi yang permanen dan pasti agar warga bisa pulang, mereka rindu kampung halaman mereka, rumah mereka, dusun mereka. Hidup sebagai pengungsi selama 1 Tahun 3 Bulan Cukup Berat bagi warga Aifat timur,” katanya.
Menyimak Keluh kesah Warga Pengungsi Agustinus R. Kambuaya mengajak pemerintah mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Maybrat termasuk Gereja, Adat, NGO serta semua Pihak untuk sama-sama memberikan perhatian kepada warga pengungsi sebab beban hidup yang di jalani warga pengungsi cukup berat.
“Terlepas dari konflik politik atau konflik sosial atau ideologi dan Politik perhatian kemanusian kepada warga pengungsi sanggat penting. Kondisi ekonomi mereka, pendidikan anak-anak mereka, usaha dan keluarga Pengungsi membutuhkan perhatian, kepada Gereja-gereja, Sinode, Klasis dan Dedominasi Gereja musti ada pelayanan khusus baik rohani maupun pelayanan jasmani kepada warga pengungsi,” ujarnya.
RLS