Koreri.com (19/12) – Selama 18 tahun karirnya menjadi seorang pilot angkatan laut Amerika Serikat (AS), David Fravor mengatakan bahwa ibu mertuanya sering menanyakan sebuah pertanyaan, “apakah Ia pernah melihat UFO? Selama 15 tahun karirnya, jawabannya adalah tidak.”
Namun pada suatu sore yang cerah di lepas pantai California di tahun 2004, Ia mengatakan semuanya seketika itu berubah.
Fravor, yang merupakan pemimpin satu skuadron angkatan laut AS pada saat itu, mengatakan telah melihat sebuah obyek terbang yang sering disebut UFO (Unidentified Flying Object) seukuran pesawat yang Ia terbangkan berbentuk aneh dalam sebuah misi latihan tempur rutin, dan tidak akan pernah hilang dari ingatannya.
Ceritanya menjadi heboh pada minggu ini setelah Pentagon mengakui untuk pertama kalinya keberadaan sebuah program rahasia yang ditujukan untuk meneliti UFO yang dikenal dengan nama Advanced Aviation Threat Identification Program atau diterjemahkan secara bebas sebagai Program Identifikasi Ancaman Armada Udara Canggih yang dilakukan dari tahun 2007 hingga 2012.
Menurut beberapa sumber resmi yang mengetahuinya, program tersebut masih tetap berlanjut hingga kini dalam beberapa aspek tertentu.
Kabar mengenai adanya program itu menjadi bukti yang membuka tabir riset rahasia yang dilakukan pemerintah AS terhadap UFO yang sejauh ini belum menemukan bukti keberadaan UFO.
Setidaknya sejak Proyek Blue Book, sebuah riset tentang UFO yang dilakukan oleh Angkatan Udara AS dan telah berakhir pada 1969.
Proyek itu dianggap gagal karena tidak mampu menemukan dan mengembangkan teknologi UFO ataupun prinsip-prinsip teknologi yang melampaui teknologi yang ada dan diketahui pada saat itu dan juga tidak ditemukannya bukti adanya UFO, menurut Angkatan Udara AS yang sejauh ini tidak pernah mempublikasikan penelitiannya.
Menurut Fravor, pertemuannya dengan UFO dianalisa oleh sebuah program di Departemen Pertahanan AS namun pertanyaan yang menurutnya sangat penting tentang bentuk dan perilaku benda terbang itu tidak pernah terjawab.
Menurutnya, Ia sangat yakin tentang satu hal, “apa yang dilihatnya jelas adalah sebuah benda terbang,” melalui percakapan telepon pada Senin, 14 November 2004.
Ketika ditanya apakah Ia mempercayai hal itu setelah 13 tahun kemudian, Ia tidak tergoyahkan dengan apa yang dilihatnya.
“Jelas merupakan sesuatu yang tidak datang dari Bumi,” tegasnya.
Fravor merupakan seorang pemimpin skuadron tempur A-41 Black Aces Angkatan Laut AS yang diperkuat pesawat tempur F/A-18 Hornet dan tengah melakukan latihan tempur sekitar 60-100 mile atau sekitar 97 -161 km di lepas pantai antara San Diego dan Ensenada, Mexico sebelum rencana penempatan di Teluk Persia pada perang Irak.
Ia menerima sebuah perintah untuk membatalkan latihan yang dilakukan dan segera melakukan misi nyata di sekitar 60 mile atau 97 km sebelah barat dari lokasi latihan mereka saat itu.
Perintah yang diterimanya mengatakan bahwa ada beberapa benda terbang turun dari ketinggian sekitar 80.000 kaki ke 20.000 kaki atau 24.400 meter ke 6.100 meter dan menghilang.
Menurutnya, petugas angkatan udara telah memantau benda-benda terbang yang jumlahnya sekitar 24 itu sejak beberapa minggu terakhir.
Ketika tiba di lokasi itu, Ia dan skuadronnya melihat beberapa benda terbang mengitari tanda putih yang terbentuk di permukaan perairan di bawahnya.
“Sebuah benda aneh berwarna putih dengan panjang sekitar 40 kaki atau sekitar 12 meter, sebesar ukuran pesawat Hornet namun tanpa sayap, mengambang dengan jarak cukup dekat ke permukaan air,” jelas Fravor.
Benda itu tidak menciptakan pusaran air ataupun buih yang diakibatkan oleh turbulensi baling-baling seperti pada helikopter dan pada saat kedatangan para pilot F/A-18 Hornet yang mulai mendekat terlihat oleh mereka, armada asing itu menghilang dengan kecepatan tinggi.
“Ketika saya semakin dekat, pada saat hidung pesawat mulai sejajar, benda-benda terbang itu menghilang dengan akselerasi tinggi, lebih cepat dari apa yang pernah saya lihat sepanjang hidup saya. Kita berputar dan kembali lagi ke lokasi itu dan mencoba untuk melihat apa yang ada dalam air dan tampak tidak ada apapun disana. Hanya birunya air yang kita dapati,” katanya.
Pesawat yang dipilotinya kembali ke Kapal Induk USS Nimitz, tetapi beberapa orang anggota skuadron tetap melanjutkan pencarian terhadap benda-benda terbang itu, melacaknya sekitar 1.5 menit dan merekam pengejaran itu.
Tetapi para pejabat Angkatan Laut AS sepertinya tidak tertarik dengan kejadian itu dan tidak membahas pengejaran tersebut setelahnya, sehingga beberapa orang seperti Fravor yang telah mengalami pertemuan dengan UFO malah dijadikan bahan candaan Men In Black (judul dari sebuah film fiksi ilmiah yang dibintangi Will Smith) dari rekan-rekan skuadron lainnya.
Fravor yang telah pensiun pada 2006, membagikan cerita itu kepada istri dan anak-anaknya, dan beberapa orang yang menanyakan langsung kepadanya.
Namun tidak ada yang datang untuk melakukan verifikasi kebenaran cerita itu hingga pada 2009 ketika petugas pemerintah yang sedang melakukan sebuah investigasi tidak resmi mengontaknya.
Fravor menolak memberikan informasi terkait petugas yang mendatanginya itu, tetapi kemudian mengatakan bahwa Ia dikontak oleh Luis Elizondo, seorang anggota dinas rahasia yang menjalankan sebuah program rahasia di Departemen Pertahanan yang baru saja dipublikasikan ke umum.
Sejak saat itu, Elizondo diketahui meninggalkan tugasnya di pemerintahan dan mulai bekerja dengan sebuah perusahaan swasta yang mencoba untuk mempromosikan riset tentang UFO secara ilmiah dan mempromosikannya di dunia hiburan.
Ia adalah orang dianggap bertanggung-jawab atas beredarnya berita-berita tentang UFO dan program riset pemerintah di beberapa media berita.
Elizondo diketahui secara diam-diam mengatur rilis video UFO dari Pentagon , termasuk sebuah rekaman pada hari kejadian yang direkam oleh Fravor.
Fravor, yang telah banyak bercerita mengenai pengalamannya kepada To the Stars Academy of Arts and Sciences perusahaan tempat Elizondo bekerja, mengatakan bahwa berbagi ceritanya telah menjadikan dirinya bahan candaan yang banyak diantaranya memberikan pandangan positif, namun tetap percaya bahwa insiden itu perlu diselidiki lebih jauh.
“Saya bukan seorang pilot remeh di angkatan laut. Saya tidak mabuk pada saat itu, saya tidak menggunakan obat-obatan. Saya beristirahat dengan baik pada malam hari sebelumnya, dan pada hari kejadian itu merupakan hari yang sangat cerah. Menurut saya, harus ada yang menyelidiki kembali. Bercerita kepada beberapa teman adalah merupakan sebuah pelampiasan rasa frustasi yang naik ke permukaan sekarang, yang pada 2004 tidak pernah dibicarakan,” jelasnya.
Fravor percaya bahwa ada beberapa keuntungan apabila melakukan studi berdasarkan pengalaman yang dialaminya.
“Ini merupakan teknologi yang sangat mutakhir yang dapat menerbangkan pesawat dengan akselerasi luar biasa, naik dan turun secara cepat. Pikirkanlah keuntungannya bagi kemanusiaan. Hal ini bisa saja menjadi dasar orang mulai berpikir secara ‘out of the box’ atau secara kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Ia sering ditelepon sejak ceritanya masuk berita pada Sabtu lalu.
Namun, tetap saja, candaan Men In Black berlanjut.
ARD
Sumber: washingtonpost.com | Joby Warrick berkontribusi dalam berita ini
Video