as
as

Di Kota Jayapura, Ribuan Umat Muslim Sambut Kemenangan

Sholat Ied Kota JPR 2019 koreri
Ribuan umat Muslim melaksanakan Sholat Ied menyambut hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah bertempat di lapangan Den Zipur 10 Waena, Rabu (5/6/2019) pagi

Koreri.com, Jayapura – Umat Muslim di Kota Jayapura menyambut momen kemenangan setelah sebulan penuh menunaikan ibadah bulan suci Ramadhan.

Hal itu ditandai dengan digelarnya Sholat Ied bertempat di lapangan Den Zipur 10 Waena, Rabu (5/6/2019) pagi dimana ribuan umat Muslim memadati lokasi tersebut guna melaksanakan ibadah Sholat Ied menyambut hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah.

Mereka berasal dari 14 masjid, 2 pondok pesantren serta 3 mushola yang tersebar di seluruh wilayah ibukota provinsi di ujung timur Indonesia ini.

Bertindak selaku khotib, Dr. H. Hb. Idrus Al Hamid, S.Ag, M.Si yang juga menjabat sebagai Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua.

Dalam khotbahnya, Al Hamid menjelaskan makna dari Idul Fitri yang artinya kembali kepada fitrah, kepada kesucian diri, titisan dari satu sumber kesucian yang maha suci.

“Kembali kepada fitrah berarti secara jujur kita melepaskan segala sikap ketergantungan, keterikatan dan sikap memperhambakan diri kepada kepuasan dunia. Bila pintu dan jendela hati telah terbuka maka cahaya keimana, ketauhidan dan kesucian akan menerangi segala penjuru hati dan indra manusia,” jelasnya.

Dikatakan Al Hamid, wujud dari kesucian atau fitrah akan menumbuhkan sifat-sifat Insanul Kamil.

“Kembali kepada fitrah berarti kembali dari sifat kikir kepada dermawan, dari kufur kepada syukur, dari tinggi hati kepada rendah hati. Kemudian dari pendendam menjadi pemurah atau pemaaf, dari merasa terpaksa menjadi ikhlas, pesimis menjadi optimis dan dari malas menjadi semangat. Juga dari penakut menjadi pemberani dan pemusnah menjadi persahabatan serta dari pertikaian menjadi persaudaraan,” cetusnya.

Lanjut Al Hamid, 11 bulan kedepan umat Muslim akan kembali memulai kegiatan rutinitas yang bersifat keduniaan.

“Dalam hal ini, apakah nilai-nilai ubudiyah yang kita peroleh pada bulan Ramadan akankah kita manifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.

Karena, sifat-sifat yang terbelenggu oleh keinginan yang bersifat keduniawian akan mengakibatkan seorang manusia lupa akan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebaliknya, wujud dari rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah dengan menjaga persatuan serta kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Mari kita kembangkan pola pemerataan pendidikan baik yang bersifat umum maupun keagamaan sehingga bangsa Indonesia dapat keluar dari krisis multidimensi yang sedang dihadapi sekarang ini,” tukasnya

HRZ

as