as
as

SD di KKT Terancam Tutup Akibat Angka Kelahiran Turun Drastis

Peta MTB Selaru koreri
Peta Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Koreri.com, Saumlaki – Angka kelahiran di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dilaporkan menurun drastis.

Bahkan, fenomena ini berdampak pada keberadaan sejumlah SD yang terancam tutup akibat tidak adanya siswa baru yang mendaftar seperti di Desa Arui Das dan beberapa desa lainnya.

Menyikapi itu, Pemerintah Daerah (Pemda) KKT bakal mengkaji program Keluarga Berencana (KB).

Fakta ini terungkap bermula saat Bupati setempat, Petrus Fatlolon melakukan kegiatan Safari Ramadhan bersama jajaran Pemerintah setempat di sejumlah desa belum lama ini.

Diakuinya, dalam giat Safari Ramadhan yang dilakukan pihaknya, ditemukan adanya fenomena penurunan angka kelahiran di setiap desa.

Sesuai fakta di lapangan, penurunan angka kelahiran ini telah terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

“Desa-desa yang terbanyak saya kunjungi adalah di Kecamatan Wuarlabobar. Kecamatan ini jauh disebelah utara barat daya dari Pulau Yamdena. Saya kunjungi dan memastikan itu saat berdialog dengan masyarakat dan Pemerintah desa,” beber Bupati saat diwawancarai di ruang kerjanya, Rabu (19/6/2019).

Ia menjelaskan, penyebab minimnya angka kelahiran tersebut hingga saat ini masih di kaji oleh SKPD teknis, termasuk menghitung persentasi penurunan angka kelahiran dari tahun-tahun sebelumnya.

Kesimpulan sementara yang bisa diprediksi oleh Pemkab KKT saat ini adalah disebabkan oleh adanya penerapan program Keluarga Berencana (KB) oleh pemerintah.

Dikatakan Bupati, program yang bertujuan menekan angka kelahiran untuk menghindari kepadatan penduduk ini adalah program nasional yang selama ini sudah dilaksanakan oleh Pemerintah.

Namun jika program ini terus digalakkan maka sudah tentu akan berakibat fatal terhadap sejumlah aspek pembangunan.

Salah satu dampak yang sudah dirasakan adalah minimnya angka usia anak sekolah di desa-desa yang dia kunjungi.

Termasuk hampir sebagian sekolah dasar di pelosok kabupaten yang berbatasan dengan Australia dan Timor Leste itu terancam ditutup dalam beberapa tahun mendatang akibat tidak ada anak usia sekolah yang mendaftar.

“Ada beberapa desa yang pada tahun ajaran 2018 dan 2019 tidak ada penerimaan siswa baru SD. Hal ini disebabkan karena anak siswa baru SD belum ada. Dan angka kelahiran di sejumlah desa cenderung rendah. Suatu saat nanti pasti ada beberapa kelas yang terpaksa tidak ada anak didik,” bebernya pula.

Selain itu, di sebagian desa juga dilaporkan mengalami hal yang sama.

Bahkan pada bangku SD kelas satu, hanya ada 6 hingga 8 siswa yang selama ini bersekolah.

Untuk mengatasi hal ini, maka Pemerintah Daerah KKT berencana akan membatasi proses sosialisasi dan pendampingan program KB bagi ibu-ibu usia subur.

Selanjutnya, Bupati juga menginstruksikan kepada SKPD teknis untuk meningkatkan program pendampingan bagi keluarga usia subur.

Pendampingan yang dilakukan itu adalah mendorong terciptanya keluarga yang sehat karena asupan nutrisi yang dikonsumsi, serta terus mendorong para keluarga muda untuk menghasilkan keturunan.

“Jadi saya imbau, sementara jangan gunakan KB itu juga tidak apa-apa. Saya khawatir suatu saat di Tanimbar ini mungkin sekolah-sekolah kita tutup karena tidak ada anak usia sekolah” cetusnya.

Bupati berjanji, persoalan serius ini akan menjadi fokus perhatian Pemkab KKT.

Sementara itu, menurunnya angka kelahiran di Desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian, selama beberapa tahun terakhir ini diakui kepala wilayah setempat.

Bahkan, fenomena tersebut sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk di wilayah itu.

Kepala Desa Arui Das, Matheus Kandrunmas menyatakan pengaruh yang lebih menonjol adalah tingkat penerimaan siswa baru di Sekolah Dasar (SD) yang terus menurun dari tahun ke tahun.

Sesuai data, penerimaan siswa baru di tahun 2017 berjumlah 30 orang, sementara di tahun 2018 hanya 15 orang.

Kondisi ini diprediksi akan sama karena lulusan TK tahun ini di desa itu hanya berjumlah 16 orang.

“Jumlah kepala keluarga di Desa Arui Das berjumlah 264 dan dari total itu, ada 148 kepala keluarga yang tergolong masih berada pada usia produktif. Total jumlah kepala Keluarga yang berada di usia produktif ini tidak menjamin semakin bertambahnya jumlah penduduk karena kelahiran dalam satu tahun itu tidak lebih dari 10 orang,” bebernya.

LSM

as