Koreri.com, Jayapura – Bupati Meki Nawipa, berjalan kaki melakukan peninjauan dan pengecekan pembangunan sejumlah infrastruktur di Distrik Youtadi, Kabupaten Paniai.
Dilaporkan, progres pembangunan tiga ruang kelas SD YPPGI dan Gereja GKII Distrik Youtadi sudah mencapai 80 persen.
“Ya, semua pengerjaan infrastruktur mencapai 80 persen, kami targetkan Desember 2020 ini sudah rampung dan siap digunakan masyarakat,” kata Bupati Meki Nawipa, Senin (12/10/2020).
Menurutnya, kunjungan ke setiap distrik atau kampung merupakan implementasi dari motto Pemerintah Kabupaten Paniai yakni Awetako Enaa Agapida “Membangun Kampung Menata Kota”.
“Jadi, biaya pembangunan ruang kelas dan gereja ini kan memakai APBD yang notabene adalah uang rakyat. Sehingga kami perlu tahu perkembangan dari pembangunan itu sendiri dan ada tanggung jawab yang jelas kepada rakyat terhadap uang yang kami gunakan,” sambungnya.
Bupati mengaku senang atas progres pekerjaan di lapangan.
“Puji Tuhan saya lihat langsung, hasilnya sudah mencapai 80 persen. Itu artinya progres pembangunan cukup bagus dan kami berharap sekitar dua bulan lagi sudah bisa selesai,” harapnya.
Bupati mengaku prihatin dengan kondisi Distrik Youtadi karena letak geografisnya yang sangat terisolir, sehingga ada kerinduan sebagai anak asli untuk membangun negerinya.
Seperti, memaksimalkan pelayanan publik di sektor pendidikan, dan juga gereja sebagai pelayanan bagi umat beragama Nasrani. Bahkan selama 23 tahun Kabupaten Paniai berdiri, baru ada pembangunan secara fisik di distrik tersebut.
“Saya sangat prihatin dengan fakta yang ada. Makanya kami membangun sekolah, biar ada tempat belajar yang layak bagi anak-anak Youtadi untuk menimbah ilmu. Kemudian, kami juga membangun gereja permanen yang representatif bagi umat Tuhan di Youtadi untuk beribadah,” jelasnya.
Bupati dan rombongan berjalan kaki selama dua malam dari Distrik Fajar Timur sampai tiba di Distrik Youtadi.
“Jadi, Distrik Youtadi merupakan salah satu distrik dengan kendala utama yaitu ketiadaan akses transportasi,” bebernya.
Dijelaskan Bupati, masyarakat harus menggunakan pesawat dengan daerah tujuan ke Distrik Fajar Timur, baru kemudian berjalan kaki ke Youtadi selama dua malam.
“Bisa dibayangkan bagaimana perjuangan masyarakat Youtadi pada saat mengangkut bahan-bahan material seperti seng, tripleks dan lain-lain. Mereka harus berjalan kaki karena tidak ada sarana transportasi dan ini menjadi tugas tanggungjawab kami, sebagai Kepala Daerah untuk mengeluarkan masyarakat yang sulit seperti yang terjadi ini,” tandasnya.
OZIE