Pangdam Cenderawasih Resmi Tugu Pancasila 1 Mei di Keerom, Bupati Piter : Terima Kasih TNI

IMG 20230502 WA0006

as

Koreri.com, Keerom – Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa didampingi Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring, S.H., S.E., M.M dan Bupati Piter Gusbager, S.Hut, MUP meresmikan Tugu Pancasila, bertempat di Kampung Kalipay, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Senin (1/5/2023).

Persemian tugu tersebut dinilai sebagai momentum membangun Papua.

Demikian rilis Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, S.I.P., M.H. dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).

Pjs Kepala Kampung Bompay Alfred Wey mengatakan bahwa warga masyarakat Kampung Waris sangat bersyukur dan berterimakasih atas kerja samanya sehingga Tugu Pancasila di Kampung Kalipay Distrik Waris telah selesai dibangun.

“Semoga dengan dibangunnya Tugu Pancasila ini, dapat menjadikan momentum untuk awal pembangunan di distrik ini. Kami sangat berterimakasih kepada Bapak Pangdam XVII/Cenderawasih karena telah mendengar aspirasi kami,” ucapnya.

Bupati Piter menyampaikan peristiwa peresmian Tugu Pancasila ini sebagai gerakan motivasi dan dimata Tuhan tidak ada yang kebetulan terjadi.

“Ini terjadi karena kasih Tuhan Yesus sehingga kegiatan kami berjalan dengan baik sampai saat ini. Terutama bantuan masyarakat Kampung Waris sehingga kegiatan pembangunan Tugu Pancasila sebagai dasar ideologi Negara Indonesia berjalan lancar,” tandasnya.

Bupati Piter secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada institusi TNI.

“Saya sampaikan banyak terimakasih kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sudah datang untuk membangun Tugu Pancasila ini yang menjadi simbol di wilayah tapal batas di Kabupaten Keerom ini sebagai bagian dari pertumbuhan kota yang akan datang,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Pangdam Cenderawasih mengatakan bahwa pembangunan Tugu Pancasila di Waris pada 1 Mei merupakan tanggal yang bersejarah, kembalinya Papua Barat ke pangkuan NKRI.

“Ini merupakan tanggal dimana semua leluhur kita, semua orang tua kita bersatu membela kebebasannya dari kolonial Belanda pada saat itu. Sehingga kembalinya tanah Papua ke NKRI adalah merupakan pesan-pesan leluhur yang harus kita lanjutkan,” tegasnya.

“Kalau ada orang yang bilang kalau Papua itu bukan NKRI, itu salah besar. Kenapa, karena sama juga kita dulu dijajah oleh Portugis, dijajah oleh Spanyol, dijajah kolonial Belanda untuk meraih, mengambil sumber daya alam yang ada di tanah kita, sama sejarahnya.

Oleh karenanya itu, saat inilah kita membuktikan kepada para leluhur kita, orang-orang tua kita, untuk
membangun, mengisi kemerdekaan tanah Papua.” sambungnya.

Pangdam menegaskan pula Tanah Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia itu hanya symbol namun tidak akan bernilai apa-apa kalau rakyat Papua tidak mau membangun tanahnya sendiri,” bebernya.

Pangdam pun mengajak semua pihakn, dengan berdirinya Tugu Pancasila ini dapat dijadikan momentum membangun Papua.

“Mari torang Papua membangun Papua melalui kepemimpinan Bapak Bupati Keerom. Saya ingin melihat alam tanah Waris ini secara langsung melalui darat pada kondisi saat ini. Dan mudah-mudahan kondisi saat ini kita akan rubah menjadi kondisi yang lebih baik diawali dengan berdirinya Tugu Pancasila ini,” ajaknya.

“Tugu Pancasila ini bernilai hanya semacam semen batu dan lambang saja. Tetapi sebenarnya ada nilai yang ingin disampaikan oleh Tugu ini. Apabila kita ingin merubah sesuatu yang lebih baik, landasan yang pertama yang harus kita bangun adalah persatuan, kesatuan, dan kebersamaan,” tambah Mayjen TNI Muh. Saleh Mustafa.

“Apapun latar belakangnya, ketika masuk ke tanah Waris ini, dan melihat Tugu Pancasila ini, maka dia adalah bagian dari warga Waris dan warga Keerom. Dia punya kewajiban untuk membangun tanah Keerom ini, dia punya kewajiban untuk sama-sama bersatu menyejahterakan masyarakat Keerom diawali dari Tugu Pancasila ini,” sambungnya lagi.

“Kemudian yang lainnya saya rasa dari Sila Pertama sampai dengan Sila Kelima itu adalah nilai-nilai yang digali dari akan budaya kita. Sama semuanya dari ujung Aceh sampai ke tanah Papua, kita adalah umat yang beragama Sila Pertama.

Dari ujung Aceh sampai tanah Papua kita menjunjung keadilan. Dan semua nilai-nilai yang ada disitu dalam agama sudah diajarkan, jadi tidak ada salahnya apa yang dituliskan dalam Lima butir Sila-sila itu. Yang terpenting bagi kita bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai dalam kehidupan kita, khususnya masyarakat Waris,” tandasnya.

Tak hanya itu, Pangdam juga menjelaskan makna rancangan Tifa dalam tugu. Karena Tifa itu adalah panggilan perang pada jaman dulu. Yang makna sekarang adalah panggilan untuk melakukan sesuatu perubahan.

“Tifa menunjukan bahwa saatnya kita singsingkan lengan baju kita, kita bekerja kerja keras untuk membangun tanah Waris ini. Dan masyarakat Waris akan sejahtera diawali dengan tanah Waris ini,” pungkasnya.

Tampak warga sangat antusias mengikuti peresmian Tugu Pancasila tersebut, yang kemudian dirangkai dengan penyerahan senjata secara simbolis oleh Lambert Pekikir, Lasarus Karoba dan Nadius Gombo sebagai bukti kesetiaan dan bersatunya masyarakat pegunungan dan pantai kepada Pemerintah NKRI.

Pangdam juga memberi penghargaan kepada prajurit Satgas Pamtas Yonif 132/BS yang berhasil menggagalkan penyeludupan ganja di perbatasan RI-PNG.

Hadir dalam kegiatan tersebut Irdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Agus Supriyo Winarno, S.Sos., Para Pejabat TNI-Polri, perwakilan Plh. Gubernur Papua, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Tokoh Pemuda Distrik Waris Kabupaten Keerom.

PDC-17

as