Koreri.com, Sorong – Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya sedang bersiap menyongsong masa depan baru dengan mengusung dua sosok pemimpin berpengalaman, George Karel Dedaida, S.Hut., M.Si, dan Brampi Sagrim, untuk mewakili aspirasi masyarakat di wilayah itu.
George dicalonkan sebagai anggota DPRP Otsus Provinsi Papua Barat Daya, sementara Brampi sebagai anggota DPRK Kota Sorong periode 2024–2029.
Dukungan penuh pun datang dari berbagai lapisan masyarakat termasuk tokoh adat, pemuda dan agama.
Dalam jumpa pers yang berlangsung di Kota Sorong, Senin (30/12/2024), Pdt. Leonard Yarollo, S.H., S.Th., dari Badan Pengurus Bidang Hukum dan HAM Binasket se-Tanah Papua mengungkapkan keyakinannya terhadap kedua sosok tersebut.
“George Karel Dedaida adalah sosok yang tak diragukan lagi kepemimpinannya. Beliau dikenal selalu memperjuangkan hak-hak masyarakat adat,” ujarnya.
Jejak Perjuangan George Karel Dedaida
George, yang akrab disapa GKD, bukanlah nama baru dalam dunia politik Papua.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai anggota DPRP Otsus Papua Barat sebelum provinsi tersebut dimekarkan menjadi Papua Barat Daya.
Dalam perjalanan kariernya, ia konsisten memperjuangkan hak masyarakat adat melalui lembaga legislatif maupun organisasi adat.
Yarollo menambahkan bahwa George telah disiapkan oleh masyarakat Sorong Selatan sebagai wakil yang tepat untuk DPRP Papua Barat Daya.
“Bersama Brampi Sagrim, mereka adalah sosok yang kami percayai dan telah melalui musyawarah adat. Keduanya memiliki pengalaman yang matang dan tahu mekanisme yang berlaku,” tegasnya.
Persyaratan Pemimpin: Takut Akan Tuhan
Tak hanya dukungan dari tokoh adat, Pdt. Seltianus Aroy, S.Pd., S.H., M.Th., seorang tokoh agama di Kabupaten Sorong Selatan, menekankan bahwa seorang pemimpin di Papua harus memiliki kriteria utama: takut akan Tuhan.
“Dengan takut akan Tuhan, pemimpin akan melahirkan kebijakan yang bijaksana dan melayani dengan hati,” ucapnya.
Ia menilai, George Karel Dedaida dan Brampi Sagrim memenuhi kriteria tersebut.
“Keduanya adalah pemimpin yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut di Papua,” imbuhnya.
Dukungan dari Berbagai Lapisan
Selain tokoh agama, dukungan juga datang dari tokoh adat seperti Daniel Salamuk dari suku besar Tehit Binasket dan Yunus Saplapo, tokoh pemuda Sorong Selatan. Mereka sepakat bahwa pengalaman kedua sosok ini menjadi modal penting untuk mengawal provinsi baru seperti Papua Barat Daya.
“Provinsi baru membutuhkan orang yang berpengalaman untuk membangun pondasi yang kokoh. George Karel Dedaida adalah pilihan yang tepat,” kata Yunus.
Sementara itu, Yarollo mengingatkan agar Panitia Seleksi (Pansel) bekerja secara independen tanpa intervensi. Ia juga menekankan pentingnya menaati peraturan sesuai PP 106 Tahun 2024.
“Jangan lagi ada gesekan atau pihak-pihak yang mencoba mengganggu proses ini,” tegasnya.
Harapan untuk Masa Depan Papua Barat Daya
Dengan rekam jejak yang sudah terbukti, George Karel Dedaida dan Brampi Sagrim diharapkan mampu menjadi representasi terbaik bagi masyarakat adat dan mewujudkan harapan mereka di tingkat legislatif.
Seperti yang diungkapkan Yarollo, “Kami percaya kedua sosok ini akan menjadi pemimpin yang membawa perubahan dan menjadi berkat bagi Papua,” tegasnya.
Kini, semua mata tertuju pada perjalanan pencalonan ini. Akankah kedua pemimpin ini mampu membawa Papua Barat Daya ke arah yang lebih baik? Waktu pula yang akan menjawabnya.
NKTan