as
as

Pelajar protes aksi militer di Papua

petimati

Koreri.com – Puluhan pelajar di beberapa wilayah di Indonesia melakukan aksi protes terkait operasi militer di Nduga, Papua.

Sejak tahun lalu, sejumlah operasi gabungan dilakukan aparat kepolisian dilakukan di wilayah dataran tinggi itu untuk mengejar Tentara Pembebasan Nasional Papua yang mengklaim berada dibalik pembantaian setidaknya 16 orang pekerja konstruksi jalan di wilayah Nduga pada Desember 2018.

Kelompok bersenjata di Papua itu menuduh para pekerja sebagai bagian dari mata-mata militer karena menggunakan seragam tentara, sebuah klaim yang kemudian dibantah oleh TNI.

Pada Jumat (18/1), beberapa pelajar di wilayah Jakarta, Bali, Salatiga dan Jawa Tengah serta Ambon, melakukan aksi dengan turun ke jalan.

Beberapa foto yang tersebar di media social, para pendemo terlihat membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Nduga”.

Beberapa aktifis lain membentangkan gambar yang secara luas dipublikasikan oleh Media Saturday Paper yang memperlihatkan seorang penduduk desa yang menjadi korban mengalami luka bakar akibat bom fosfor yang digunakan TNI yang kemudian dibantah oleh Pemerintah Indonesia.

Pengacara Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Veronika Koman mengatakan di Jakarta bahwa pelajar Papua yang melakukan protes membakar peti mayat sebagai symbol kemarahan atas kekerasan yang terjadi di Papua.

Pekan ini, juru bicara TNI Kolonel Muhammed Aidi mengatakan seorang separatis telah terbunuh dalam operasi militer di wilayah perbukitan sekitar Nduga dan pegunungan tengah Puncak Jaya serta Lani Jaya.

Bulan lalu, dikarenakan peduli akan situasi penduduk di wilayah itu yang melarikan diri ke hutan-hutan, Gubernur Lukas Enembe mendesak agar angkatan bersenjata ditarik dari Nduga.

Namun Aidi mengatakan para penduduk yang ketakutan telah kembali ke desa-desanya dan telah ditangani oleh pekerja sosial dan kemanusiaan.

ARD

Sumber: www.radionz.co.nz

as