Koreri.com, Jayapura – Lelang proyek jalan Lingkar LUKMEN di Kabupaten Jayawijaya tidak mengakomodir sebagaian besar perusahaan milik kontraktor asli Wamena yang memiliki dokumen lengkap sesuai persyaratan lelang dari LPSE Provinsi Papua.
Direktur PT.Glory Charlie Gemilang, Ronny Elopere, mengatakan diduga ada permainan dalam proses tender lelang proyek jalan lingkar LUKMEN di Kabupaten Jayawijaya yang dilakukan Pokja Dinas PUPR Provinsi Papua.
“Jadi, semua perusahaan yang menangkan pekerjaan jalan lingkar LUKMEN itu semua dari luar, kami cek alamat perusahaan semua dari Surabaya. Ini semua merupakan pekerjaan PUPR Provinsi Papua,” kata Elopere kepada wartawan di Jayapura, Selasa (16/03/2021).
Diakui Elopere bahwa perusahaannya ikut lelang salah satu paket senilai 15 Miliar dan mendapat nomor urut 1 penawawaran paling rendah sementara lawan perusahaan masukan penawaran harga lebih tinggi.
“Dokumen saya lengkap, jadi saat ditetapkan pemenang yang diatas saya ini kan sanggahan. Karena pada saat mau penetapan itu tidak lakukan pembuktian kualifikasi. Jadi dari jadwal pengumuman evaluasi dokumen langsung penetapan pemenang dan tidak lakukan pembuktiam kualifikasi,” ujarnya.
Namun, kata Ronny, selalu mengikuti perkembangan melalui hand phone karena dokumen lengkap kemudian penawaran terendah sehingga akan dipanggil untuk pembuktian.
“Staff saya selalu stanbay tunggu dan saya cek ke staff saya belum diapnggil-panggil langsung penetapan pemenang sebelum pembuktian kualifikasi. Nah ini ada apa? Jadwal tidak sesuai prosesnya tidak lakukan pembuktian kualifikasi langsung penetapan pemenang,” tegasnya.
Kontraktor asli Wamena itu menyampaikan kepada staff untuk sanggahan dan sudah dijawab bahwa paket ini gagal lelang. Tetapi sekarang ada kontraktor yang dikerjakan jalan lingkar LUKMEN dikampung kami dan pekerjaan tetap akan palang.
“Pembangunan jalan itu ada di Kampung Sawarek, Autakma, Sapalek yang berada di Kabupaten Jayawijaya. Dan ini masih ada dalam kota jalan lingkar Lukmen sehingga disitu saya rasa ada permainan didalam,” katanya.
Elopere mohon pihak terkait untuk penetapan pemenang harus sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Karena jadwalnya sudah gagal lelang dan tidak melakukan pembuktian langsung penetapan pemenang.
“Jadi, pokja – pokja ini harus diperiksa ULP Provinsi, saya kira seperti itu dan pekerjaan tidak akan kerja karena kami tahu bahwa itu gagal lelang, kontrak dasarnya apa? audah jelas kami lihat dijadwal internet kan sudah keluar gagal lelang,” tegas Ronny.
Kalau sanggahan disana gagal lelang pastinya kan akan ada pengumuman ulang tetapi ini kan tidak ada tetapi langsung kontrak. “Rata – rata ini perusahaan dari luar semua dan tidak ada orang asli disana yang kerja. Kami orang Wamena ini punya perusahaan, masa semua perusahaan dari Jawa sana mau datang kerja di Wamena ini kan tidak masuk akal sehat,” kata Elopere.
SEO
Sangat se7 Kaka Roni ,kami sudah bersabar dan sangat sabar ,dan ini waktunya kami harus bicara dan bertindak
Harus palang karena kita kejawa asana tdk mungkin kerja nuntut bak kesulugannya
Sy ada baca Pak Elopere punya tulisan di atas Sangat jelas,jadi ini Semua ada permainan Mafia tingkat Tinggi,Bahasa Lelan di ULP Provinsi itu hanya formalitas saja, pada hal transaksi jual Beli di luar prosedur itu sdh jalan,trus lain titipan para Pejabat itu juga kencang jalan dan cara2 ini pemain lama masih ada bermain dgn Sistem halus. Maka lebih baik anak2 Lembah Wamena yg punya Bendera Syarat lengkap bisa palang. Ada Aksi– Ada Reaksi. Amin
Palang zj, orang Jawa tau apa di Papua, apalagi di Wamena…. Ruas jalan yg di rencanakan itu semua, masuk di wilayah tanah adat.. dan tanah keramat. Jika ada masalah di lapangan siapa yang akan cerita duduk dengan baik. Jika anak Wamena pasti tau cara dan solusi maka dia akan membuat yg terbaik bagi daerahnya…
Tetapi jika orang luar( non Wamena/Papua) mereka akan membangun tidak sesuai apa yang di ingin oleh orang Wamena.. yg penting proyek jalan.. tetapi efek dan dampak orang Wamena, jadi apa??
Kemudian jika ada masalah di lapangan… Pasti yg di gerakan kesana pasti ABRI, entah polisi atau tentara dll. (Kekuatan senjata) apa yg di hadapi oleh masyarakat Jayawijaya,??
Kehilangan tempat tinggal, tanah, kebun ekonomi, nilai budaya, nilai sosial, dan pada akhirnya nyawa pun bisa melayang,
Maka sy mohon kepada pelelang JALAN LINGKAR LUKMEN, MOHON BERFIKIR SECARA BAIK, JANGAN LIHAT UANG TETAPI LIHAT HAK KESULUNGAN ORANG ASLI WAMENA…
Sekian dr saya…
Yafet Huby.
Wa…wa….wa….
Luar biasa wawaaa🙏👍